Sabtu, 12 September 2015

Kisah tragis putri kraton

Siang itu tampak rombongan pemburu berkuda tengah berkeliaran dilereng Gunung Arjuna. Rombongan itu terdiri dari dua orang gadis cantik dan empat orang prajurit pengawal. Dua orang gadis itu adalah Putri dari Kerajaan Singosari. Dua orang putri ini sudah sangat terkenal kecantikannya sampai ke pelosok negeri. Apalagi putri yang pertama, yaitu Putri Tribuana Tungga Dewi yang berumur 19 tahun. Putri Tribuana memiliki bentuk tubuh tinggi semampai dengan buah dada yang sedang ranum-ranumnya. Wajahnya agak lonjong dengan bibir tipis yang menggairahkan, serta mata yang beningdan hidung yang mancung. Rambutnya yang lurus dan panjangnya sampai punggung. Putri Tribuana memakai celana panjang berwarna hijau, sementara dipinggangnya melilit kain sebatas lutut yang sangat indah. Banyak sekali pangeran-pangeran dari kerajaan tetangga yang tergila-gila dan berusaha melamar, tapi Putri Tribuana selalu menolaknya. Putri yang satu adalah adik dari Putri Tribuana yang bernama Putri Ayu Pualam. Putri Ayu baru berusia 15 tahun, tapi kecantikannya tidak kalah dengan kakaknya. Kulitnya putih mulus seperti susu, dengan buah dada yang tidak begitu besar, tapi sudah terlihat menonjol. Wajahnya selalu ceria denganbibir mungil yang selalu tampak basah kemerah-merahan. Putri Ayu Pualam tampak anggun duduk diatas kuda sambil tangannya memegang busur dananak panah. Dua orang putri kerajaan itumemang gemar sekali berburu dan berpetualang. Kalau sudah berburu kadang sampai berhari hari. Kali ini rombongan Tuan Putri tampak masuk jauh ke dalam hutan di lereng Gunung Arjuna. Kedua putri itu tampaknya penasaran dengan sepinya binatang buruan. Tidak sadar bahwa hutan semakin lebat dan gelap. “Tuan putri, maafkan hamba, tampaknya hari menjelang gelap, sebaiknya kita segera mendirikan tenda, agaknya kita terpaksamenginap di hutan ini.” seorang prajurit berkata sambil jongkok menyembah. “Baiklah, agaknya kita harus menginap di sini Nimas Ayu.” Putri Tribuana memandang adiknya. Putri Ayu Pualam hanya mengangguk, lalu meloncat turundari kudanya. Malam itu Kedua putri itu tidur dalam satu tenda, sementara di luar tampak para prajurit berjaga secara bergiliran. Tanpa mereka ketahui, dari jauh tampak beberapa pasang mata mengawasi mereka. Mereka adalah paraperampok yang kebetulan juga menginap di hutan itu, jumlah mereka 4 orang. Yang paling depan tampaknya pemimpin mereka, tubuhnya tinggi besar, mukanya penuh brewok dan cambang yang tidak terurus. “Siapa mereka kakang? kayaknya putri keraton. Wadoh.. doh.. dooh ..cantik-cantik lagi.” “Hmm.. kalau dak salah, mereka itu dua orang putri dari Singosari yang sangat terkenal kemolekannya itu.” Si brewok bergumam. “He..he..he.., malam ini kita akan pesta” “Hah.. Gila kau, Kang! Kalau benar dia putri dari Singosari, sama sajakita cari penyakit. Sang Prabu Singasari pasti akan sangat marah, dan memerintahkan pasukannya untuk membunuh kita”. “Ah, goblok!! kita kan bisa lari ke Kediri, pasukan Singasari tidak akan berani mengubek-ubek Kediri. Atau kemanalah, pokoknya tidak di Singasari.” “Iya Kang, kapan lagi kita bisa menikmati tubuh putri keraton yangsudah sangat terkenal kecantikannya itu.” Perampok yang lain menyahut sambil jakunnya turun naik. Akhirnya keempat perampok itu sepakat. Maka disusunlah rencana. Keempat prajurut pengawal itu harus dibunuh dulu dengan serangan mendadak yang dilakukan bersamaan. Satu orang membunuh satu prajurit. Keempat perampok itu mempunyai ilmu kanuragan yang lumayan, dengan ilmu meringankan tubuh mereka dengan hati-hati mendekat dengan menyelinap diantara rimbunan semak dan batang pohon. Si brewok memberi isyarat, makaserentak keempat perampok itu dengan golok terhunus menerkam prajurit pengawal itu. “Wuut.. wuut.. creess.. creess” Dua orang prajurit yang sedang tidur tanpa kesulitan mereka tebas batang lehernya sampai putus. Sementara dua orang prajurit yang sedang berjaga sempat memberikan perlawanan. Tapi akhirnya mereka robohjuga dengan perut robek dan dada tertembus golok. “Hei, pengawal. Apa yang terjadi di luar?” Putri Tribuana dan Putri Ayu Pualam meloncat keluar sambil membawa pedang. Tapi begitu sampai di luar tenda, Putri Tribuana ditubruk oleh dua orang perampok hingga jatuh terguling. Putri Tribuana menjerit, sementara pedangnya terlepasdari tangannya. Perampok itu mendekaptubuhnya dari belakang dengan sangat erat. “Aduhh, hei.. lepaskan!! Apa kalian tidak tahu kami adalah putri dari kerajaan Singasari!!” “Heh.. heh.. heh.., siapa yang tidak tahu bahwa paduka adalah putri dari Singasari. Tapi justru itu kami ingin sekali mencicipi bagaimana rasanya bersetubuh dengan putri keraton. Wuaahh.. pasti nikmat sekali.. waduuh.. nggak sabar aku heh.. heh.. heh.” “Kalian gila!! Kalian bisa disiksa dan dipancung kalau kalian tetap nekat.” “Heh.. heh.. kami rela dipancung kok, asal bisa menikmati tubuh tuan putri.” kata perampok yang satu sambil tangannya secara kurang ajar meremas-remas payudara Putri Tribuana yang masih tertutup baju. Sementara perampok yang mendekapnya berusaha mencium pipi sang putri yang putih mulus itu dari belakang. “Bangsat!! Lepaskan aku, lepaskan!!” Putri Tribuana meronta-ronta. Biarpun sang putri meronta-rontasekuat tenaga, tapi tetap saja tenaganyakalah kuat. Akhirnya Putri Tribuana lemas sendiri. Seorang perampok memasukkan tangannya ke dalam baju sang putri, tangannya yang kasar menemukan gundukan kenyal dengan puting ditengahnya. “Woouu.. kenyal sekali susunya, masih kenceng lagi.” perampok itu dengan gemas meremas-remas payudara Putri Tribuana. Sementara nasib Putri Ayu Pualam tidakjauh berbeda. Sang Putri sudah tidak berdaya dalam dekapan kuat Si brewok. “Kakang, kita bawa ke mana mereka? Tak jauh dari sini ada gubuk kosong, kita bawa ke sana mereka. Totok dulu mereka” Dua orang putri itu ditotok syarafnya sehingga tidak bisa bergerak. Lalu mereka dipanggul di pundak dan dibawa masuk lagi kedalam hutan. Gubuk itu tidak begitu luas, hanya mempunyai satu ruangan. Di dalamnya tidak ada tempat tidur, tapi ada beberapa tikar pandan. Putri Tribuana Tungga Dewi dan Putri Ayu Pualam ditidurkan di lantai dengan alas tikar pandan. “Wahh.. mimpi apa aku semalam, pasti mereka masih perawan” kata seorang perampok sambil tangannya mulai membuka pakaian putri Tribuana. Putri Tribuana hanya bisa menangis. Seorang perampok lalu menarik pakaian bawah Putri Tribuana hingga lepas. Perampok itu melotot memandang paha Putri Tribuana Tungga Dewi yang putih mulus karena selalu dirawat setiap hari. Sementara ‘Veggy’nya yang bersih ditumbuhi bulu-bulu yang tidak begitu lebat. “Waduuhh.. sampek gemeteran tanganku nyentuh paha putri keraton yang putih mulus ini” tangan perampok itu tampak agak gemetar waktu mengelus dan meraba-raba paha putri Tribuana. Lalu menciumi paha yang mulus itu dengan nafas agak memburu. Mulut dan pipi perampok itu seakan ingin juga merasakan kemulusan dan kehangatan paha Putri Tribuana. Sementara perampok yang satunya mulai membuka pakaian atasnya hinggaterlepas semua. Putri Tribuana sudah telanjang bulat. Payudaranya yang sedang ranum-ranumnya itu kelihatan montok, dengan puting yang berwarna kemerah-merahan. “Waduh.. duh.. duuhh.. Elok tenan payudara Putri Tribuana.” Tangan kasar perampok itu lalu meremas-remas payudara montok Putri Tribuana dengan gemas. Puting payudara itu kadang dipilin-pilin denganjari-jarinya. Lalu dia mulai menjilati puting susu yang kemerah-merahan itu.Perampok itu mulai menyedot-nyedot payudara kanan yang ranum milik Putri Tribuana, sementara tangan kanannya meremas-remas payudara yang kiri. “Mmmaahh.. cuupp.. cuup.. wah.. kenyalbanget” Putri Tribuana hanya bisa terisak ketika perampok yang satu mulaimengelus-elus ‘Veggy’nya. ‘Veggy’ yang selama ini dia rawat setiap hari, sehingga ‘Veggy’ itu selalu bersih mempunyai bau harum yang khas. Perampok itu membuka paha Putri Tribuana lebar-lebar, sehingga belahan ‘Veggy’ yang kemerah-merahan itu kelihatan. Perampok itu mengelus-elus belahan ‘Veggy’ itu dengan jari-jari tangannya dari bawah ke atas hingga menemukan kelentit sang putri. Setelah beberapa saat mempermainkan kelentitnya, lalu perampok itu mulai menjilati dan menciumi kelentit dan ‘Veggy’ Putri Tribuana. “Aumm.. cuupp.. waahh harum sekali ‘Veggy’ Paduka.” Cukup lama perampok itu menjilati ‘Veggy’ dan kelentit sang putri. Sementara Putri Tribuana tanpa sadar merintih dalam tangisnya. Perampok itu tampak makin terangsang dan bersemangat melihat Putri Tribuana merintih. Lidahnya menjelajahi permukaan ‘Veggy’ yang kemerah- merahan. Lidah itu lalu menelusuri belahan ‘Veggy’ Putri Tribuana. Belahan ‘Veggy’ yang sudah mulai basah itu dijilat dan dikecup. “Ahh.. cuupp.. cuupp..” Putri Tribuana tampak menggeliat dan menggeleng-gelengkankepalanya ketika lidah perampok itu menjilati klitorisnya. Daging kecil sebesar kacang itu semakin membesar ketika perampok itu mengecup dan menyedot-nyedot dengan bibirnya. Sementara ‘Veggy’nya semakin basah oleh cairan yang keluar dari dalam. Sementara itu, Putri Ayu Pualam juga bernasib sama dengan kakaknya. Seorang perampok tampak meremas-remas payudara Putri Ayu Pualam. Payudara Putri Ayu Pualam tidak begitu besar, tapi sudah mulai menonjol. Sementara puting susunya agak kecil berwarna merah muda. Perampok itu tampak nafsu sekali meremas susu setengah ranum itu. Kadang mulutnya menyedut-nyedot puting susunya, lalu tangan yang satunya memilin-milin puting susu satunya. Sementara si brewok mulai melepas pakaian bawah Putri Ayu Pualam. Hingga kini Putri Ayu Pualam telanjang bulat. Putri Ayu Pualam yang baru berumur 15 tahun itu hanya bisa menangis. Tubuhnya yang putih mulus tanpa cacat itu di gerayangidua orang perampok. ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam tampak menggembung mulus tanpa ditumbuhi bulu sedikitpun. Si brewok tidak sabar lalu menjilati ‘Veggy’mulus itu, ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam dijelajahi seluruhnya oleh lidah si brewok, lalu si brewok mulai menghisap hisap ‘Veggy’ itu. Putri Ayu Pualam merintih perlahan, dia tak kuasa menahan gejolak dan rangsangan yang muncul. Si brewok lalu membuka lebar-lebar paha Putri Ayu Pualam. Mulutnya mengecup-ngecup ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam yang tampak menggembung. Lalu klitoris yang kemerahan milik putri juga di jilati dan dihisap-hisap dengan semangatnya. “Mmmaahh.. cuup.. cuupp.. edan tenan, bener-bener daun muda ini, putri keraton lagi.” Sementara dua orang perampok yang menggarap Putri Tribuana Tungga Dewi mulai melepas pakaian mereka hingga telanjang bulat. Penis mereka sudah berdiri tegang. Putri Tribuana tak bisa berbuat apa-apa ketika seorang perampok menciumi wajahnya. Pipinya dicium dan dikecup-kecup, lalu bibirnya yang merah merekah dilumat oleh bibir perampok itu. “Mmmaahh keraton Singosari.” Sang putri tidak bisa melawan ketika tangannya dengan dipegangi perampok itu dibimbing meremas-remas ‘Mr. Penny’nya. “Ahh.. enak sekali paduka.. yahhk..hangat dan empuk tangan tuan putri.” Perampok itu merem-melek keenakan ‘Mr. Penny’nya diremas-remas tangan Putri Tribuana, sementara perampok itu tetap meremas-remas payudara indah putri Tribuana. “Kang, aku perawani ya, Putri ini.” Perampok yang satunya tampak menggosok-gosokkan ‘Mr. Penny’nya yang sudah tegang di belahan ‘Veggy’ Putri Tribuana. ‘Mr. Penny’ yang hitam tapi tidak begitu panjang itu (kira-kira12cm) menyusuri belahan ‘Veggy’ yang sudah basah dari bawah ke atas berulang ulang. “Iya cepetan, gantian aku nanti. Wah.. wah.. wah.., Pangeran sejagat harus ngantri untuk dapat bersalaman dengan Putri Tribuana, ehh..kita ini perampok jalanan malah bisa menikmati tubuhnya sepuas-puasnya.” “Iya kang, beruntung bener ‘Mr. Penny’ku bisa masuk ke ‘Veggy’ Putri Tribuana.” katanya sambil mulai memasukkan ‘Mr. Penny’nya ke lobang ‘Veggy’ Putri Tribuana. ‘Mr. Penny’ itu agak susah masuknya, sambil tangannya memegangi perut sang putri,perampok itu penekan kuat tapi perlahan. Putri Tribuana meringis ketika kepala ‘Mr. Penny’ perampok itu mulai masuk ke dalam lubang ‘Veggy’nya. Putri Tribuana menjerit ketika perampok itu semakin menekan kedalam ‘Mr. Penny’nya. “Waduh.. alot kang, susah masuknya.” “Iya, namanya juga masih perawan, tekan aja terus.” ‘Mr. Penny’ perampok itu sudah terbenam separoh di dalam ‘Veggy’ Putri Tribuana. Lalu perampok itu menarik sedikit ‘Mr. Penny’nya, lalu dimasukkan lagi. Setelah berulang-ulang akhirnya ‘Mr. Penny’ itu terbenam semuanya. Perampok itu berhenti mengambil napas. Kemudian dia mulai mengocok ‘Mr. Penny’nya keluar-masuk ‘Veggy’ perlahan-lahan. Agaknya dia ingin menikmati gesekan ‘Mr. Penny’nya dengan dinding ‘Veggy’ Putri Tribuana Tungga Dewi. “Ahh.. sshh..enak tenan ‘Veggy’ tuan putri, hangat, masih rapet lagi, ahh.. sshh..oouuhh “ Perampok itu perlahan-lahan mulai mempercepat gerakannya. ‘Mr. Penny’ yang hitam itu mulai bergerak cepat keluar masuk ‘Veggy’ Putri Tribuana yang putih kemerahan. ‘Veggy’ itu menjepit ‘Mr. Penny’ hitam itu dengan ketat. “Ahh.. oouuhh.. sshh..” Perampok itu mendesis desis keenakan. Sementara itu si brewok juga sudah telanjang. ‘Mr. Penny’nya yang hitam tidak begitu besar tapi agak panjang. Si brewok tampak kesulitan memasukkan ‘Mr. Penny’nya ke ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam yang sudah kemerah-merahan itu akibat ciuman dan kecupan-kecupan si brewok. Setelah agak lama, akhirnya si brewok berhasil juga memasukkan ‘Mr. Penny’nya sampai seperoh di ‘Veggy’ putri Ayu Pualam. ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam tampak menjepit erat ‘Mr. Penny’ si brewok. Si brewok tampak diam merem-melek menikmati jepitan ‘Veggy’ putri Ayu Pualam. Putri Ayu Pualam menjerit keras ketika dengan buasnya si brewok menekan kuat-kuat ‘Mr. Penny’nya. Si brewok lalu dengan buasnya mengocok ‘Mr. Penny’nya keluar masuk. “Ahh..oohh.. mmhh..” mulut si brewok mendesis-desis keenakan. Sementara perampok yang menyetubuhi Putri Tribuana semakin cepat gerakannya. “Ahh.. oohh.. oohh.. ahh.. ahh..” ‘Mr. Penny’nya keluar masukdengan cepat. Agaknya dia akan orgasme. Putri Tribuana merintih, kepedihannya ia merasakan sensasi luar biasa. Sensasi yang selama ini belum pernah ia rasakan. Tubuhnya mengejang, tangannya yang menggenggam dan mengocok ‘Mr. Penny’ perampok yang satunya tampak meremas kuat dan kocokannya semakincepat. Sementara perampok yang di kocok ‘Mr. Penny’nya itu tampak meremmelek keenakan. “Ahh.. ss.. terus tuan putri.. ahh yaa.. begituu.. ohh..” Sementara tangannya tak berhenti meremas-remas buah dada Putri Tribuana. Sementara Gerakan perampoksatunya semakin cepat, tubuhnya mengejang, matanya mendelik ketika ‘Mr. Penny’nya menyemburkan sperma ke dalam rahim Putri Tribuana Tungga Dewi. “Ahh.. aahh.. ohh..” Agak lama ‘Mr.Penny’nya masih terbenam di ‘Veggy’ sang putri. “Dah, ayo ganti aku! Aku jugapingin ngerasain nikmatnya ‘Veggy’ Putri Tribuana Tungga Dewi. Cepet minggir!” Perampok satunya tampak tidak sabar. Perampok itu akhirnya mencabut ‘Mr. Penny’nya, lalu menyingkir duduk dipojok ruangan. Perampok satunya lalu mulai memasukkan ‘Mr. Penny’nya yang hitambesar ke ‘Veggy’ Putri Tribuana. “Bleess.., ‘Mr. Penny’ itu amblas seluruhnya ke dalam ‘Veggy’ dengan mudah, karena ‘Veggy’ putri Tribuana sudah sangat licin oleh sperma temannya. “Ahh.. ahh.. ohh..” perampok itu langsung tancap gas.’Mr. Penny’nya keluar masuk dengan cepat. Sementara tangannya meremas-remas payudara tuan putri. “Ohh.. sshh.. ahh..” Ketika mendekati klimak, perampok itu mendekap erat tubuh Putri Tribuana, bibirnya mengecup erat bibir sang putri. ‘Mr. Penny’nya mengejang dan berhenti bergerak di dalam ‘Veggy’ Sang Putri. Sambil menekan kuat-kuat ‘Mr. Penny’nya ke ‘Veggy’ Putri Tribuana, perampok itu mencapai klimak dengan menyemburkan banyak sekali sperma ke dalam ‘Veggy’ Putri Tribuana. Sementara itu si brewok tampak membalikkan tubuh Putri Ayu Pualam sehingga nungging. Lalu dari belakang kemudian si brewok menusukkan ‘Mr. Penny’nya ke ‘Veggy’ sang putri. Dengan posisi itu si brewok makin leluasa mengocok ‘Mr. Penny’nya. Serangannya semakin hebat. “Ahh.. ahh.. sshh.. ahh..” si brewok merintih rintih keenakan. “Ahh.. cah ayuu.. sshh.. putri ayuu.. uuhh.. enak sekali. ‘Veggy’mu.. ahh..ohh..” Si brewok menyemburkan mani banyak sekali ke dalam ‘Veggy’ Putri Ayu Pualam sambil tangannya meremas payudara sang putri. “Ahh..aahh..” ***** Malam itu Putri Tribuana Tungga Dewi dan Putri Ayu Pualam digilir secara bergantian oleh keempat perampok itu. Si brewok sampai 3 kali menyetubuhi Putri Ayu Pualam dan 2 kali menyetubuhi Putri Tribuana Tunggadewi.

Darah Perawan Sahabat Baikku

Setelah kejadian di tengah hujan tersebut persetubuhan yang Dino lakukan dengan Anti semakin bergelora.Dino dengan cepat menjadi ?ahli? di tangan Anti. Setiap percumbuan yang selalu berakhir dengan persetubuhan ituselalu ada hal yang baru yang dipelajarinya . Ini karena Anti yang selain memiliki gairah yang besar juga tak sungkan sungkan meminta hal- hal yang masih asing bagi Dino dalam setiap aktifitas seks mereka. Sampai saat itu hubungan Dino dengan Anti tidaklah sampai menyebabkan sang gadis hamil, Anti selalu menjaga agar tak terjadi hal itu. Selain rajin dengan kontrasepsi juga menjaga kapan saat suburnya. Anti tau kalu Dino sang kekasihnya adalah lelaki yang baru saja mengenal persetubuhan dan dia yakin bahwa Dino belum bisa menjaga agar tak terjadi kejadian yang tak di harapkanmereka berdua. Hingga satu saat mereka berdua bertengkar hebat, yang menyebabkan Anti pulang ke kota asalnya tanpa memberitahu Dino. Kekerasan kepala mereka berdua menyebabkan mereka tak dapat membendung ego mereka masing-masing. Telah seminggu Dino tak bertemu dengan Anti. Kontak lewat telepon yang dulu mereka lakukan hampir tiap hari kini tak ada, hilang di telan oleh ke egoan mereka. Pusing rasanya kepala Dino. Aktifitas seks yangsekurangnya mereka lakukan 3 kali seminggu sudah seminggu ini tak ada lagi. ? Ah?..aku harus menemuinya?.? pikir Dino. ?Dan aku harus minta maaf???????? batin Dino. Tak seharusnya seorang lelaki mempertahankan egonya terhadap wanita. Sabtu sore dengan mobil biasanya Dino pun meluncur membelah kemacetan kota Bandung. Di kepalanya telah terbayang senyum manis Anti seperti biasanya. Dino yakin hubungannya dengan Anti akan membaik kembali. Setelah memarkir mobilnya sambil bersiul Dino melangkah ringan, menuju kost-an Anti.Tak seperti biasanya pintu kost-an Anti tertutup rapat. Tanda tanya besar muncul dikepalanya. Langsung ia mengetok pintu yang tertutup, beberapakali tetapi tak ada yang keluar. Penasaran ia melangkah ke pintu sebelahnya , kost-an Fitri sahabatnya Anti. Mengetok pintunya perlahan. Muncul seraut wajah tak asing berambut basah, Fitri sahabatnya Anti. ?Oh?..Aa???.ada apa?? tanyanya melongokkan wajahnya dari balik pintu.?Anti kemana ya?.Fit?.?? Tanya Dino.?Emang dia ga beritahu Aa???tanya Fitri balik. ?Ngga,?kemana dia????.? Dino bertanya mengkerutkan keningnya.?Anti kan pulang??????..? terang Fitri. ? Emang ?ga bilang sama Aa???? Tanya Fitri kembali. ?Masuk dulu deh Aa??????..?ajak Fitri seraya membukakanpintu kamarnya. Dino melangkah masuk. Semerbak wangi kamar seorang gadis menghampiri indra penciumannya. Kamar yang bersih dan tertata dengan baik meski tak besar. Fitri menghilang di balik sebuah pintu mengenakan handuk yang membungkus tubuhnya. ?Ternyata habis mandi dia?.?batin Dino Tak lama Fitri kembali dengan 2 cangkir minuman. ?Ini kopi untuk Aa????????? ujarnya menaruh cangkir di tangan kanannya ke hadapan Dino. ?Tau aja kamu kesukaan Aa????.?timpal Dino menyeruput kopi hitam panas tersebut. Aromanya sungguh enak, dengan takaran gula yang pas di lidahnya. Fitri menuturkan kepada Dino bahwa Anti langsung pulang ke kota asalnya sehari setelah pertengkaran mereka. Matanya yang bulat berkali-kali mengerling indahsaat ia bercerita. Dino juga menyesalkankejadian itu dan bermaksud akan minta maaf tapi ternyata telah terlambat. Fitri juga menegaskan bahwa Anti tidak memberitahukan akan kembali atau tidak. ?Nah kamu mo kemana nih, udah mandi dan rapi???Tanya Dino kepada Fitri. ?Ga kemana-mana hanya biar seger aja??????? sahutnya renyah.?Temanin Aa? yuk?, Aa? lagi bingung????ajak Dino. ?Ga enak ah,?.ga enak sama Anti nanti??? tolaknya sopan. ?Biar Aa? yang bilang nanti sama Anti, lagipula Aa? ga bisa berharap banyak lagi pada Anti setelah kejadian sekarang ini????.?terang Dino panjang. Setelah berargumen panjang lebar, akhirnya Fitrisetuju menemani Dino. Berbarengan mereka berjalan menuju parkiran.?Sebenarnya Fitri juga lagi suntuk A????.? ujar Fitri membuka pembicaraan sesaat mobil melaju. ?Emang ada apa?..? kejar Dino. ?Kami putus kemarin????..?tuturnya lagi. Dino langsung terbahak-bahak mendengar kalimat terakhir itu. Tubuhnya terguncang. ? Kenapa ketawa A?????..?? Tanya Fitri ketus. ?Aa? ngetawain Fitri ya????? tanyanya mencondongkannya tubuhnya kearah Dino. ?Iya?? ya????????.??tanya Fitri kembali sambil menjatuhkan cubitan pada pinggang lelaki kekasih sahabatnya tersebut. ? Udah?.udah????.sakit...!?pinta Dino menggeliatkan tubuhnya menahan perih. ?Ayo jawab????????.!?perintahnya kembali tak melepaskan cubitannya?Tau ?ga, kita ini korban????ujar Dino.?Korban pasangannya???..?sambung Dino kembali. Langsung Fitripun tergelak, melepaskan cubitannya. Sampai berair matanya yang galak tersebut menahan gelinya. ?Kemana kita nih.Aa??????? Tanya gadis berkulit putih bersih tersebut setelah tawanya mereda. ? Kamu punya ide?????..?? Dino balik bertanya. ?Hmmm, ke disco yuk???...? ajaknya mantap. ?Boleh juga, ke sana kan??.? Sahut Dino menyebutkan sebuah discotik yang sering menjadi tempat kunjungannya bersama Anti. ? Ok?????????????tutup gadis itu disela gumamannya mengiluti lagu yang terdengar dari radio. Malam itu tidak terlalu ramai. Mungkin karena bukan event Ladies Night. Mereka berdua segera tenggelam dalam irama musik yang menghentak. Dino pun dapat mengimbangi gerakan lincah Fitri,tubuh mereka berdua pun badsah oleh keringat. Tubu Fitri yang proporsional bergoyang meliuk-liuk, kadang sedikit erotis menggoda Dino. Tersenyum mereka berdua di tengah dentuman musik yang hingar- binger. Saling memandang tak lepas kedua mata mereka di tengah gerakan ? gerakan sensual mereka. ?Gadis ini sungguh enerjik???dan seksi? pikir Dino. Tiba-tibamusik berganti lambat temponya. Beberapa pasangan kembali ke tempat duduknya. Ada juga pasangan yang melangkah memasuki dancefloor. Dino menyunggingkan senyuman mengangkat bahu dan tangannyanya. Mendekat ke arah Fitri yang berdiri bingung. ?Boleh?..kan??.? tanya Dino sambil meraih telapak tangan Fitri dan merangkul pinggang ramping di balik kaos ketatnya yang telah basah. Fitri takmenjawab, hanya membiarkan saja perlakuan Dino. Dino menyadari hal itu sudah cukup menjawab pertanyaannya .Berdua mereka melantai dengan perlahan seirama tempo lagu dalam jarak tak terlalu rapat. Kadang mata mereka bersitatap, bercakap-cakap tanpa kata-kata. Dino merasakan dirinyayang sedari tadi bergairah terpicu gerakan- gerakan Fitri erotis tadi. Ditariknya tubuh Fitri lebih dekat. Ada sebentuk perlawanan saat itu. Fitri menengadah menatap bola mata Dino, dan akhirnya membiarkan tubuhnya merapat . ?A? Dino ini sungguh menarik??, sudah dari dulu aku ingin berdekatan dengannya? batin Fitri. Pikirannya hanyut oleh perasaannya. Fitri merebahkan kepalanya pada dada Dino merasakan debur jantung yang berdebar debar. ?Sunnguh menggemaskan kamu A? batin Fitri larutdalam suasana. Dino terlonjak kaget hampir menjerit merasa perih pada dadanya. Ternyata Fitri menggigit kecil dadanya, gemas..!! ?Gila kamu???..!? sergah Dino. ?Hihi?.hi????..? sahut Fitri tertawa kecil. Menatap lelaki tegap tersebut dengan senyum simpul. Entah apa artinya senyum itu, Dino tak mengerti. Kini mereka bergoyang rapat ditimpali irama lambat tersebut. Dapat Dino merasakan gundukan bukit membusung milik Fitri menekan perutnya. Gesekan ? gesekan yang terjadi mulai memercikkan gairah pada mereka. Mereka tetap bergoyang sambilbersitatap. Dino merangkul tubuh langsing itu mendekapnya erat. Seiring juga kedua lengan Fitri yang memeluk erat pinggang Dino. Fitri melepaskan kedua tangannya pada pinggang Dino, meluncur ke atas mengalungkan lengann kiriya di leher Dino. Sementara itu jemari kanannya bergerak mengusapwajah Dino, dari pipi terus kebawah dan mengusap bibir lelaki tersebut dengan ibujarinya dengan tatapan pernah lepas sekalipun dari mata Dino. Dino merasa gerakan tersebut sangat seksi sekali dan sangat mengundang. ?ini adalah undangan??.?pikir Dino. Harus ku penuhi, peduli amat dengan Anti?. Dino dengan perlahan menurunkan wajahnya, diiringi tekanan jemari Fitri di belakang lehernya. ?Ayo A?????.aku menginginkannya??batin Fitri memandang lekat-lekat bibir Dino yang mendekat. Tepat bibir mereka hanya berjarak kira-kira 1cm, Dino mengehntikan gerakannya, memandangbibir Fitri yang mungil terbuka perlahan bersiap menyambut. Menggoda gadis itu dengan gerakan tak selesai tersebut.Seperti yang telah diduganya, Fitri menekan leher Dino dan segera mencaplok bibir Dino yang telah siap sedari tadi itu. Segera kedua bibir tersebut saling lumat dan saling kulum. Teresakan oleh Dino bibir gadis itu begitu lembut dan hangat. Napas segar segera terhembus ke indra penciuman Dino. Kadang lidah mereka berpalun- palun saling membelit di kedalaman mulut Fitri. Kadang lidah Dino memjelajahi setiap mili di kedalaman mulut Fitri yang terbuka. Gadis berkulit putih itu segera terbangkit gairahnya. Ciuman dan kuluman Dino yang bergelora membangkitkan rasa yang telah lama tak menghampirinya. ? Hmmmhh??????????.?desahnya Fitri melepaskan bibirnya sambil menghembuskan napasnya yang hamper putus oleh kecupan dan lumatan Dino. Dino tak memberikan gadis itu lebih lama waktu dan kembali melumat bibir mungi nan ranum tersebut. Kini tangan Dino mulai bergerak, meluncur dari kepasifannya. Mengelus perlahan bagian samping tubuh Fitri menambahkan sengatan sengatan halus pada gadis bertubuh padat tersebut. Berkali-kali naik turun di samping tubuh padat tersebut. Menjalarke ketiaknya turun kembali, berhenti sesaat. Kedua jari jempol Dino menekanbagian pinggir bukit dada Fitri memberikan sentuhan- sentuhan sporadis disana. ? Uhh????????????lenguh Fitri hampir tak terdengar. Sementara itu kedua lidah mereka juga tak hentinya saling berkejaran, saling belit dan menjilat di kedalaman mulut mereka, berganti-ganti didalam mulut Dino dan Fitri. Praktis mereka berdua tak memperdulikan musik lagi. Diam saling merangkul dan meraba. ?Ladies and gentlemen, here we go???????.?terdengar suara Dj yang membahana disambung hentakan musik bertempo cepat memutus aksi mereka berdua. Melangkah kembali menuju sebuah kursi bar yang tinggi. Fitri duduk di kursi menghadap dance floor. Dino pun merapatkan punggungnya ke tubuh sang gadis yangdengan segera merangkulkan tangannya. Terasa gundukan padat menekan punggungnya yang basah. Sambil merangkul Fitri menempatkan dagunya pada ubun-ubun Dino. Bergoyang mereka kembali mengikuti irama, hanya kali ini dengan goyangan lembut dan perlahan. Terdiam mereka berdua tak berkata-kata. Sibuk dengan perasaan masing-masing, meresapi kejadian yang baru saja berlangsungi.?Pengap A?????.pulang yuk???ajak Fitri pelan. Dino menengadahkan wajahnya memandang pemilik bibir yang saja berucap. Dengan cepat sebuah kecupankilat didaratkan Fitri di bibir Dino. Tak berkata kata lagi Dino segera menyambut tubuh Fitri yang turun dari kusi bar yang tinggi tersebut. Menyambut pada kedua belah sisi tubuhnya di iringi lengan Fitri yang datang menyambangi pundaknya. Melangakah dengan berpelukan erat menuju pintu keluar dan terus melangkah menuruni tangga. Tak lepas pelukan mereka melangkah menuju mobil Dino yang di parkir di sudut. ? Kemana lagi kita??????..??Tanya Dino sambil memutar kunci kotak. Memandang ke wajah oval yang tengah menatapnya juga sambil menggigit-gigit bibir. Tangan Dino terulur perlahan menjangkau. Wajah Fitri juga mendekat dan tanpa aba-aba kedua bibir mereka kembali bertemu dalam pagutan-pagutan hangat. Kali ini lumatan dan kecupan mereka berlangsung sangat panas bergelora. Lidah Dino menjalari leher yang ditumbuhi bulu halus. Naik kearah belakang telinga menyebabkan Fitri mendongakkan kepalanya sambil mengeluh kegelian. Tak menyia-nyiakankesempatan yangan Dino beralih kini kebalik kaos yang dikenakan gadis berkulit mulus itu. Merabai bukit padat yang masih terbungkus. Tak cukup begitu saja jemari Dino meluncur di permukaan kulit licin tersebut. Merabanya perlahan. Jemarinya denganlincah memilin dan memijit putting di balik pembungkusnya. ?Uhh???????? desah Fitri membusungkan bagian dadanya memberikan keleluasaan pada jari Dino. Lansung saja tangan Dino yang sebelah lagi menyelusup ke belakang punggung gadis berkulit putih tersebut. Menemukan kait bra dan dengan satu sentakan kecil melepaskankait yang mengekang. Cepat sekali dan tau-tau bibir dan lidah Dino telah bermain di permukaan bukit yang padat di dada Fitri, menjelajahi permukaannya dengan lidahnya yang kasar. Terus ke puncaknya dimana bertengger putingnya berwrana merah muda tersebut. Dengan rakus langsung dihisap dan disedotnya. Fitri terhenyak merasakan hisapan dan kuluman Dino bak bara panas mulai membakar gairah kewanitaannya yang bergelora. Hampir tak kuasa ia membendung gelombang demi gelombang yang datang menyerbu, menghanyutkannya pada gejolak birahi badani. ? Mhh?.A?, jangan disini????? desahnya terputus-putus melerai aksi Dino. ?Banyak orang ih!???., Nanti dilihat orang A? malu??tambahnyasembari mengangkat kepala Dino dari permukaan dadanya. Dino pun mengangkat wajahnya dan menggelengkan kepalanya mengusir gairah yang melanda dirinya. Dan mobil pun bergerak. ?Aa? antarkan kamu pulang ya Fit??..??ujar Dino seraya memutar setir keluar dari basemen gedung diskotik tersebut. ?Jangan A? ga enak sama ibukost pulang tengah malam begini, mending pagi aja sekalian?tambah Fitri membenahi rambutnya yang agak kusut tadi.?Kemana dong, klo ??.?ucap Dino terputus. Khawatir ia meneruskan kata-katanya yang dapat merusak suasana. ? Kemana A???????.?ulang Fitrimenatap penuh harap. ?Gimana kita ke kost-an Aa???????ujar Dino pelan dan hati-hati. ? Hmmm????.boleh????????jawab Fitri.?Tapi besok pagi antarin pualng ya??? pintanya tak berubah ekspresi. ? Siap????????????????sahut Dino girang.?Akhirnya kudapatkan gadis ini????? pikirDino. Niat kotor mulai merasuki pikirannya. Mobilpun meluncur ke utara.Melaju di sepanjang jalan Cipaganti lalu turun ke jalan Setiabudhi, belok kekiri, menerobos lampu lau lintas yang berkedip-kedip dengan warna kuning. Melaju terus keatas sepanjang jalan Ciumbuleuit. Tak lama kemudian berbelok ke kanan, menepi. Setelah mengunci sambil menggandeng Fitri Dino melangkah masuk di sebuah gang.Melihat kekiri dan ke kanan mengawasi kalau-kalau ada yang melihat mereka. Tepat pada sebuah belokan mereka masuk pada sebuah pekarangan sebuah rumah. Berbelok ke kiri mereka tekah sampai di depan pintu. Tergesa- gesa Dino memutar kunci diiringi senyum simpul Fitri. Dan beberapa menit kemudian mereka telah berada dalam ruangan yang hangat?.. ? Silakan duduk Fit????.?ujar Dino menutupkan gordin dan nako jendela kamarnya. Melangkah ke belakang ke kamar mandimengemasi beberapa pakaiannya yang berserakan. ? Haus kan????????.?? Dino melangkah dengan 2 cangkir teh hangatdi tangannya. Memberikan satunya ke tangan Fitri. Pakaiannya telah berganti dengan singlet dan sarung yang membalut pinggangnya kebawah. ?Enakjuga A? kost- annya??...?ucapnya memperhatikan berkeliling ruangan. Berhenti di depan meja gambar yang ada di ruangan tersebut. Memperhatikan coretan- coretan pada kertas buram yang tersampir di meja tersebut. ?Ini tugas-tugas kuliah Aa??????tanyanya memandang kertas yang menempel di meja tersebut. ? Hmm??Begitulah???????jawab Dino yang tiba-tiba telah berada di belakang gadis itu. Wajahnya sedemikian dekat dengan leher si gadis, mengharumi wangi yang terbit disana. Hembusan napasnya terasa hangat di leher dan pundak Fitri. ?Ih?Aa? geli?????????.?ucapFitri menggelinjangkan tubuhnya. Melangkah menjauhi Dino. Masuk ke kamar mandi. Terdengar desir air,???Aa? punya pakaian yang bisa Fitri pakai?.., biar yang ini ga kusut? Tanya Fitri melongokkan wajahnya dari bali pintu kamar mandi. Dino melangkah menuju lemari pakaiannya, menemukan sehelai kaos katun dan sebuah celana olahraganya yang langsung diberikannya ke balik pintu kamar manditersebut. Tak lama kemudian Fitri pun muncul dengan pakaian yang di berikan Dino tadi. Kaos tersebut longgar di tubuhnya yang padat, sedangkan celanaolarhraga Dino tak dapat menutupi keseluruhan pahanya. Memampangkan paha yang mulus dan putih itu ditimpa cahaya lampu tidur yang temaram yang di stel Dino. ?Kamu belom ngantuk?????.?Tanya Dino yang telah berbaring kepada gadis berkulit putih tersebut. ? Udah sih????.tapi?????? sahutnya perlahan duduk dikursi meja gambar yang ada di ruangan itu. ?Ya udah sini?????????..?sambung Dino menepuk kasur disampingnya. Ragu Fitri melangkah,tetapi hasratnya untuk berbaring mengalahkan keraguan di kepalanya. Dino menggeser tubuhnya lebih ke tepi memberikan ruangan untukgadis itu berbaring pada sisi lainnya. Tak berselang lama Fitri pun telah meringkuk di kasur tersebut membelakangi Dino. Memunggungi Dino yang juga berbaring searah yang tenggelam dalam pikirannya. ? Biarlah dia tidur, cape dia mungkin????..?batin Dino. Dino mendekatkan tubuhnya menempel pada punggung gadis yang berselimut itu. Merangkul ke depan mencoba memberikan kenyamanan hangatnya pelukan. Merasakan matanyayang juga mulai memberat. Tiba-tiba saat matanya akan terpejam,tubuh didepannya berbalik!! Wajah Fitri segera menyusup di hangatnya dada Dino yangbersinglewt tersebut. Terasa hembusan napas panas yang teratur dipermukaan kulitnya. Langsung kantuknya hilang. Dino memberanikan dirinya, mengecup kening yang tepat di depan dagunya, mencium wangi rambut kecoklatan milikFitri. Tiba-tiba terasa oleh Dino sentuhan bibir lembut Firi di bahunya yang tak tertutup oleh singlet. ?Dia belum tidur?!!!?batin Dino girang. Entah karena kebetulan atau karena dorongan hati yang sama, wajah mereka bergerak.Fitri mendongak sedangkan Dino menunduk. Kedua mata mereka langsung bertatapan. Hanya hati mereka yang berbicara mencoba menemukan kesamaan hasrat yang mulai terbit. ? Mhh????.A?..?desah Fitri perlahan saat bibir Dino mendarat di bibirnya, yang langsung di sambutnya dengan hangat. Mengundang lebih lanjut. Lidah merekapun kini telah salingmembelit, bercengkerama, berkejaran di dalam taman rongga mulut Fitri yang basah. Dino bertindak lebih berani, ikut menyusupkan tubuhnya ke dalam selimut yang di membalut tubuh Fitri. Berdua mereka berada dalam satu selimut!!! Terasa oleh Dino gundukan lembut di dada gadis berkulit putih tersebut menekan dadanya. Puncaknya yang runcing telah menggosok dadanyayang terbalut singlet tipis tersebut. Ternyata Fitri takmengenakan behanya lagi!!! Tangan Dino langsung membelai bukit padat tersebut,merabanya perlahan. Menyelusuri kelembutan terbalut bahan tipis tersebut dengan telapak tangannya. Dino bergerak naik, menempatkan tubuh gadis itu perlahan di bawahnya. Tangannya langsung bekerja mendorong kaos gadis ke atas, menelanjangi kemulusan tubuh bagian atas Fitri. Demikian pula dengan Fitri takketinggalan menelanjangi tubuh bagian atas lelaki yang menindihnya. Segera saja kulit mereka bertempelan.?Ahhhh???????..? rintih Fitri, merasakan tau-tau bibir dan lidah Dino telah mengulum putting dadanya. Matanya mendelik hanya terlihat bagian yang putihnya saja. Kedua lengannya hanya bisa menggerumasi rambut ikal Dino. Sambil menggeser tubuhnya ke sampingt angan Dino tak tinggal diam, membelai turun menyusururi perut yangrata, terus ke bawah menemukan pertemuan paha si gadis. Saat berusahamembeinya, sebuah tangan Fitri langsung memegang tangannya, menutupkan kedua pahanya, menghentikan keinginan Dino. Dino meneruskan tangannya lebih bawah membelai batang paha yang licin bergantian kanan dan kiri. Perlahan tak disadarinya Fitri membuka kedua pahanya secara tak langsung mengundang Dino beraksi lebih jauh.?Ohhh????..? desah dan rintihan Fitri terdengar menceracau di telinga Dino, menandakan gelora badai birahi mulai melanda gadis itu. Dino mengerakkan tangannya kembali menaik ke atas. Menyusuri licinnya paha hangat tersebut, jarinya masuk pada lobang celana pendek tersebut. Membelai gundukan padat terbalut kain satin di sana. Menemukan bahwa kain tersebut telah basah!!! Dino mergerak turun, bibir dan lidahnya menjalari kulit perut yang licin dan hangat tersebut yang begerak turun naik seiring napas Fitri yang memburu. Terus turun menapak tilas pada jejak jari dan tangannya tadi. Menyusupkan lidahnya pada celah lobang celana pendek etrsebut. Menggesernya ke atas hingga kini lidahnya mencucupi gundukan kewanitaan Fitri. ?Ah? Aa????..Ohhhh?.?rintih Fitri merasakan lidah Dino yang basah bergerak pada daerah pribadinya. Gerakan lidah Dino serasa sengatan-sengatan bara nikmat yang membubungkan perasaannya pada titik tak terkendalikan lagi. Kehendak birahinya telah merajai perasaannya. Pinggulnya bergerak-gerak gelisah. Dino bergerak kembali keatas, meluncurkan lidahnya sepanjang ban celana pendek itu tersebut. Kedua tangannya mulai menarik celana pendek tersebut. Dan Fitri membiarkan penutup tersebut lepas dari tubuhnya satu persatu. Dan Akhirnya tubuh putih itu tak menyisakanselembar benangpun yang membalut tubuhnya. Telanjang!!! Seraya tangannya melepaskan kain penutup terakhirnya, wajah Dino mendekati segitiga di pertemuan kedua paha lenjang Fitri. Mencium aroma yang khas.?Ahhhh??????????erang Fitri merasakan sengatan basah lidah lelaki tegap tersebut pada kewanitannya. Tubuhnya kaku sesaat denganmata membeliak. Secara sporadic lidah Dino mengeksplorasi bagian tersebut, menbuat tubuh putih tersebut melonjak.Kadang pinggul padatnya bergerak gelisah membuat wajah Dino ikut terbawa. Lepitan sempit tersebut telah basah!! Dino tak peduli dan tetap pada aksinya. ? Ouhh????????..?erangan demi erangan Fitri meningkahi gemuruh gelombang birahi yang melandanya. Dino bergerak keatas mensejajarkan tubuhnya di atas tubuh padat gadis berkulit putih itu. Menggerakkan pinggulnya kekeiri dan ke kanan menyibakkan kedua paha Fitri, menempatkan batang tegarnya tepat di permukaan lepitan kewanitaan Fitri. Brgerak perlahan? ?ja? jangan??..A?..?terdengar ucapan lirih Fitri di tengah gemuruh napsnya yang memburu. Tetapi tubuhnya tak seiring dengan ucapannya. Tak kuasa ia menghentikan gerakan Dino. Dino mendorong dengan pelan, terpeleset??. Dino bangkit dan duduk, menempatkan kelamin mereka berdempetan. Menggenggam batang tegar kejantanannya, mengarahkan ujung membola tepat di permukaan lepitan basah tersebut, menggosok- gosokkan ujung tersebut di permukaan itu. Kembali mendorong. ? Perlahan lepitan tersebut memberikan jalannya terdesak oleh ujung membola yang licin tersebut.? Aa????????..?ucap Fitri dengan mulut menganga saat Ujung membola batang tegar Dino bergerak masuk mili demi mili dan berhenti saat telah tenggelam sekitar 2-3 cm, di telan kelembutan hangat lepitan tersebut. Dino bergerak menempatkan tubuhnya kembali menutupi tubuh si gadis. Kedua tangan Fitri segera menemukan pegangan nya pada bahu tegap Dino, memandang sayu wajah lelaki idamannya itu. Keringat telah membasahi tubuh mereka di segala bagisn, membuatnya licin mengkilat di remang sinar lampu kamar. Dino kembali bergerak?. Kembali mendorong pinggulnya perlahan, mendesakkan batang tegarnya membuka kelembutan kenyal lepitan hangat yang basah tersebut. Mili demi mili batang tegarnya Dino masuk. Sepanjang perjalanan batang tegarnya tersebut jepitan liat liang kewanitaan Fitri terasa mencekal erat. ?Sakkitt???? A???????erang Fitri lirih. Sepanjang perjalanan batang tegar itu kedua tangan Fitri yang mendekap bahu Dino mencengkeram kuat, terasa pedih. Dino mendorong terus, hingga pada satu titikseolah tertahan oleh sebentuk cincin kenyal. Mengakibatkan laju batang kejantanannya terhenti sesaat. Setelah menarik napas Dino bergerak lagi.. Dengan satu dorongan kuat???. Sesuatuberdetus?,putus di bawah sana, yang lansung mengakibatkan batang tegarnya amblas terbenam seluruhnya dalam liat dan hangatnya kewanitaan Fitri ? Aaaaa???????????.?jerit Fitri merasakan terbelah oleh sebentuk batang liat dari ujung kaki hingga ujung rambut. Mulutnya telah berada di bahu Dino, menggigitnya melampiaskan rasa perih yang timbul di bawah. Tubuhnya mengaku sesaat.Napasnya terengah-engah. Dino menghentikan gerakannya memandang kedua bola mata Fitri bergantian, tak yakin dan takjub pada pengalamannya sesaat. ?Gadis ini masih perawan?.!! Serunya dalam hati. Dikecupnya mata Fitri yang berkaca-kaca di antara keringat pada kelopak matanya. Dan setelah merasa napas si gadis mulai teratur, Dino bergerak kembali. Menaikkan tubuhnya,kembali turun berulang ulang dalam tempo lambat. Kening Fitri yang tadi mengernyit kini perlahan mulai normal kembali. Tubuhnya telah mulai rileks dan menyambut setiap gerakan Dino. Gairahnya menyaqla-nyala dalam setiaphunjaman tubuh Dino. ? Ohh??????????? erangnya menceracau. Sebersit rasa perih yang sempat timbul telah berganti dengansengatan- sengatan batang membara yang mengalirkan deru-deru birahi yang tak terbendungkan. Naluriah pinggulnya bergerak menyambut setiap hunjaman batang tegar Dino yang membombardir kewanitaannya tak lelah- lelahnya. Perlahan tapi pasti kedua tubuh licin berkeringat tersebut melangkah setapak demi setapak menuju puncak tujuan. Bergumul dalam indahnya persebadanan, menggiring nafsu yang telah membakar keduanya ke penghujung pencapaian. Dino bergerak makin cepat, hunjaman batangtegarnya makin lancer di lumasi cairan licin yang terbit dari kewanitaan Fitri. Persentuhan batang tegarnya dengan hangatnya kewanitaan Fitri yang liat mencekal tak terbandingkan rasanya. Dino bergerak makin cepat, gemas menghunjamkan tubuhnya. Sementara Fitripun naluriah bergerak gelisah. Geli gatal di kewanitaanya yang terbelah ototkenyal tersebut makain menggila. Sebentuk aliran rasa yang terbit dari dasar kewanitaannya, menjalar di sepanjang sumsumnya, terus ke atas di tulang belakang menuju kepala?.?Ahh?ahhh? ahhhhhhhhhhhhhhhh??..? pekik Fitri sambil menyentakkan kepalanya ke belakang. Tubuhnya melenting seperti ulat tertusuk duri dengan pinggul yang bergerak-gerak memacu saat gelombang puncak melambungkan perasaanya pada padang nirwana. Kedua tangannya memeluk ketat leher Dino seolah olah memakunya dengan jepitan kedua kakinya bak sepasang tak raksasa.Tubuhnya serasa kosong setelah gelombang tersebut pecah berkeping- keping di kepalanya. Perlahan mulai mereda, mengalir rasa damai yang sangat di pelupuk jiwanya. Jepitan-jepitan sporadis otot peristaltik yang liat mencekal laju batang tegar Dino. Seolah olah memeras setiap serat yang ada disana. Dino bergerak makin cepat mengejar puncak yang telah dicapai Fitri. Menghunjam tak henti-hentinya mamacu gelombang demi gelombang yang semakin bergelora. Bergerak terus?. ? Argh?????????????????geram Dino sambil menghunjamkan batang tubuhnya, merasakan sebuah aliran berkejaran di sepanjang tulang punggungnya, menuju pembuluh batng tegarnya yang menggelegak sesaat sebelum akhirnya menumpahkan semua isinya dalam beberapa semburan- semburan hangat yang kental. Membasahi dasar dan seluruh permukaan bagian dalam kewanitaan si gadis. Tersentak sentak tubuhnya seiring semburan demi semburan yang meledak. Tercabut jiwanya dari kefanaan dan melayang dalam keabadian rasa nyaman sesaat. Akhirnya tubuhnya menggelosoh disamping tubuh putih Fitri yang bersimbah keringat, yang terdiam dalamperesapan nikmat yang masih tersisa. Kedua matanya yang indah terpejam. Lebih kurang limabelas menit dalam kebisuan, Fitri berucap lirih, terisak-isak?. ?Aa? harus tanggung jawab kalau Fitri nanti hamil.

Derita anak yatim piyatu

Siska adalah seorang yatim piatu dan dia sejak kecil sudah dipelihara oleh sebuah rumah yatim piatu X. Disaat tinggal bersama anak- anak lainnya di rumah panti asuhan itu, Siska tidak merasakan kesedihan setelah ditinggal oleh orang tuanya sewaktu dia masih bayi karena kebahagiaan dan rasa amanyang diberikan oleh pastur pembimbing.Namun demikian, kehidupannya mulai berubah sewaktu dia berumur 13 tahun saat dia mulai diadopsi oleh pasangan Ibu Yuni dan Bapak Irwan. Setelah Ibu Yuni dan Bapak Irwan mengurusi semuasurat- surat yang berhubungan dengan Siska Suryani, akhirnya Siska ikut dengan mereka ke rumahnya yang baru.Rumah Ibu Yuni dan Bapak Irwan sangat besar karena mereka termasuk orang strata atas. Keluarga Ibu Yuni danBapak Irwan menganggap Siska Suryanisebagai anaknya sendiri dan mengasuhnya dengan penuh kasih. Tepat sewaktu Siska Suryani berumur 16 tahun, Ibu Yuni yang Siska anggap sebagai ibunya sendiri meninggal dunia akibat kanker yang menyerang otak tengahnya. Di penguburan Ibu Yuni, Siska hanya berdiam diri dan memandang makam Ibu Yuni dengan penuh kesedihan dan begitu pula dengan Bapak Irwan. Bapak Irwan merasa tertekan sekali dengan kematianistrinya yang sangat dia sayangi. Semenjak kematian istrinya, kehidupan Bapak Irwan telah berubah. Kehidupannya sebagai seorang DirekturMuda di kantornya yang penuh dedikasi dan dipenuhi oleh figur ayah telah berubah menjadi seorang laki-laki buaya yang selalu membawa minuman keras dan perempuan malam setiap kali dia pulang kantor. Siska hanya berdiam diri melihat perubahan total ayah tirinya itu, begitu pula dengan pembantu-pembantu yang telah setia menemani keluarga itu sebelum Ibu Yuni meninggal dunia. Bentakan- bentakan dan perlakuan kasar yang diberikan olehBapak Irwan kepada supir dan pembantu rumah tangganya membuat mereka menjadi tidak betah bekerja di situ dan akhirnya hanya tinggal Bapak Irwan dan Siska Suryani yang tinggal di rumah itu. Suatu malam, Bapak Irwan pulang ke rumah dengan kondisi tubuh yang sangat payah. Sambil berjalan tergopoh-gopoh dan memegang Whiskey di tangan kirinya, dia membanting pintu rumahnya dengan keras dan berteriak-teriak memanggil Siska, “Siskaa .., kemarii.” Dia terjatuh keatas sofa yang terletak di dekat pintu masuk lalu membuka dasi dan kemeja kerjanya. Tak lama kemudian, Siska turun dari lantai atas rumahnya untuk menemui Bapak Irwan yang sedang on karena minuman keras yang mungkin dicampur dengan ecstacy. Siska mendekati ayah tirinya dengan penuh ketakutan karena melihat kondisi ayah tirinya yang sedang mabuk itu. Tampang ramah Bapak Irwan yang biasanya Siska sukai telah berubah menjadi sebuah tampang sangar yang penuh dengan nafsu-nafsu setan di dalamnya. Dengan keadaannya yang sedang mabuk, Bapak Irwan menyuruh Siska untuk memijat punggung Bapak Irwan yang dia rasakan pegal. Sebagai seorang anak angkat, Siska menuruti perintah ayah angkatnya dan dengan jari-jarinya yang lentik, dia mulai memijat- mijat punggung ayah angkatnya. Rupanya, tanpa sepengetahuan Siska, pijatan- pijatan Siska telah membangkitkan nafsu birahi. Pak Irwan menjadi lupa daratan bahwa Siska adalah anak angkatnya karena dengan kekuatannya, dia memegang tangan- tangan lentik Siska yang sedang memijatnya dan menciumnya. Dengan refleks, Siska menarik tangannya yang sedang diciumi oleh ayah angkatnya dan itu membuat Pak Irwan menjadi berang. Diatidak menyadari bahwa orang yang di hadapannya adalah anak angkatnya yang baru berusia 16 tahun, sedangkan Pak Irwan baru saja melewati ulang tahunnya yang ke 49. Sungguh jauh perbedaannya tetapi nafsu setan telah menguasai hati nuraninya. Dengan penuh ketakutan, Siska menjauhi ayah angkatnya tetapi rupanya kekuatan Pak Irwan telah berhasil menguasai Siska. Diatas tangga, Pak Irwan menindih tubuh Siska yang sintal dan dia menciumi leher Siska yang jenjang. Sambil mengucurkan air mata, Siska menyesali kenapa dia bersedia turun sewaktu dipanggil tadi dan jika dia tidak memijat ayah angkatnya, hal seperti ini tidak perlu terjadi. Rupanya tangisan Siska tidak merubah keadaan karena sewaktu lamunan Siska buyar, dia menyadari bahwa dia sekarang tidak berbusana lagi karena Pak Irwan telah menelanjanginya dan sekarang dia hanya dapat melihat sosok ayah angkatnya yang sedang membuka pakaiannya dan dia akhirnya dapat melihat kemaluan ayah angkatnya yang cukup besar dan Siska tidak pernah melihat batang kemaluan dalam bentuk apapun selama hidupnya. Pak Irwan mulai mendekati anak angkatnya yang sedang menangis, “Jangan takut Siska, sekarang saya akan memberikan kamu kebahagiaan yang pasti belum pernah kamu terima dari siapapun.” Selesai dia mengucapkan kata-kata itu, Pak Irwan langsung menjilati lubang kemaluan Siska dengan ganasnya dan dia tidak peduli dengan tangisan dan teriakan Siska. “Jangan , Pak.. Jangan lakukan..” Siska tidak bisa melakukan apa-apa akan tetapi rupanya Siska merasakan sesuatu kenikmatan di saat lidah-lidah Pak Irwan menyapu liang kenikmatan dan klitorisnya, sesuatu perasaan yang dia belum pernah nikmati selama hidupnya. Dia merasakan sesuatu yang sangat geli dan nikmat. Isakan tangis Siska mendadak berubah total menjadi desahan- desahan yang sesekali memanjang dan tanpa dia sadari rupanya dia menjadi lupa daratan dan dia seakan mendorong-dorong kepala ayah angkatnya supaya dia bisa merasakan kenikmatan maksimal dari ayah angkatnya. Rupanya ini membuat Pak Irwan menjadi sangat terangsang dan kemudian dia mengangkat tubuh anak angkatnya sambil mencium bibir Siska untuk dibawa ke ranjang yang biasanya dia gunakan untuk bercinta dengan almarhum istrinya. Pak Irwan meletakkan Siska di atas ranjang dan kemudian dia bergerak maju, mengarahkan batang kemaluannya ke atas bibir Siska yang mungil dan menyuruh Siska untuk mengulumnya. Dengan perasaan jijik, ketakutan dan sedikit rasa birahi yang dia sendiri tidak mengerti, Siska mulai menjilati batang kemaluan ayah angkatnya dan membuat Pak Irwan menjadi refleks untuk memijat-mijat payudara Siska yang sudah cukup besar untuk gadis berusia 16 tahun. Pijatan Pak Irwan membuat Siska menjadi terpancing gairahnya dan membuat dia mempercepat gerakan kuluman di kemaluan Pak Irwan. Sekarang Siska menjadi tidak ketakutan seperti tadi dantampaknya dia mulai menyukai permainan yang dilakukan oleh Pak Irwan. Bermenit-menit lamanya Siska menghisap-hisap batang kemaluan Pak Irwan seperti sewaktu Ibu Yuni memberikan dia permen lolly semasa hidupnya. Tiba-tiba tubuh Pak Irwan menjadi gemetar dan dia berteriak sambil batang kemaluannya memuntahkan cairan sperma ke dalam mulut Siska yang mungil. Siska merasakan jijik yang amat sangat karena pengaruh bau alami yang muncul dari sperma itu tapi Pak Irwan memaksanya untuk menelan sehingga Siska tidak mempunyai pilihan selain menelan cairan itu. Siska menganggap permainan itu telah selesai. Sayang sekali, dugaan Siska salah karena Pak Irwan tanpa Siska ketahui adalah seseorang yang cukup hiperseks. Setelah dia puas memuntahkan cairannya ke dalam mulut Siska, dia menggosok- gosokkan batang kemaluannya sehingga batang kemaluannya menjadi semakin membesar dan membuat Pak Irwan ingin berbuat lebih jauh. Dengan nafsunya yang mulai bangkit kembali, Pak Irwan berusaha memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kenikmatan Siska dan Siska hanya dapat melihatnya dengan wajah polos yang penuh ketakutan yang amat sangat. Dia merasakan ketakutan karena dia melihat bahwa batang kemaluan ayah angkatnya yang cukup besar sedang berusaha memasuki perawannya yang lubangnya tentu masih sempit. “Bless. .”, masuklah batang kemaluan besar Pak Irwan ke dalam liang kenikmatan Siska dan membuat Siska menjadi berteriak histeris karena kesakitan yang amat sangat dan terbukti karena darah segar perawannya mulai membasahi sprei ranjang Pak Irwan. Sambil mendiamkan batang kemaluannya di dalam liang kewanitaan Siska, Pak Irwan mencium payudara Siska yang membuat gairah yang Siska tidak mengerti apa itu menjadi bangkit kembali dan Siska inginsegera merasakan lebih dari apa yang dia rasakan sekarang. Mendadak Siska menjadi liar, dia mendekap ayah angkatnya dan menaik-turunkan pantatnya secara otomatis sehingga menimbulkan kenikmatan tersendiri bagi Pak Irwan. Hal ini membuat permainan mereka semakin menjadi Hotkarena disaat pantat Siska naik, Pak Irwan mengikutinya dengan posisi menurunkan pantatnya. Hal ini tentunyamenyebabkan kenikmatan sendiri bagi Pak Irwan, begitu pula dengan Siska. Permainan mereka menjadi menggila karena sekarang Siska mulai mendesis-desis seperti ular yang kepanasan sedangkan Pak Irwan mulai berteriak kenikmatan, “Ooohh” , karena menindih putri angkatnya dengan batang kemaluannya yang sedang dipijat- pijat oleh lubang kemaluan anak angkatnya. Gerakan Siska dan Pak Irwan yang naik turun itu akhirnya menghasilkan sesuatu untuk Siska karena dia merasakan ada sesuatu yang hendak meledak di dalam dirinya dan di saat batang kemaluan Pak Irwan menyodok lubang kewanitaannya yang paling dalam, Siska akhirnya meledakkan cairan kewanitaannya dan dia merasakan suatu sensasi kenikmatan yang belum pernah dia nikmati selama 16 tahun dan dia mulai menyukainya karena di saat dia klimaks tersebut, dia langsung memeluk ayah angkatnya dan menciumi Pak Irwan dengan penuh nafsu sehingga membuat Pak Irwan menjadi semakin liar dalam bersenggama. Berjam-jam lamanya danberkali-kali Siska merasakan kenikmatan dunia yang belum pernah dia rasakan dan sampai akhirnya, Siska merasakan cairan laki-laki ayah angkatnya yang membuat tubuh ayah angkatnya kejang untuk beberapa kali karena kenikmatan yang baru saja terima dari anak angkatnya. Siska memeluk ayah angkatnya karena cairan sperma ayah angkatnya begitu hangat membasahi liang kewanitaannya dan dia dapat melihat dengan jelas bahwa sekarang cairan Pak Irwan telah menyatu dengan darah perawannya yang mulai mengering. Kejadian itu tidak terjadi sekali saja karena sekarang Siska mulai menyukai apa yang disebut dengan senggama. Bahkan, Pak Irwan telah mengajari putri angkatnya gaya- gaya baru yang selalu dipraktekkan dengan almarhum istrinya yang membuat istrinya semakin sayang kepada Pak Irwan. Kegilaan Pak Irwan dan anak angkatnya terjadi terus-menerus sampai di suatu ketika Pak Irwan harus meninggalkan dunia ini karena kecelakaan lalu lintas dan nasib Siska, si anak yatim piatu itu tidak sampai di situ karena perselingkuhannya dengan Pak Irwan membuahkan sesuatu di dalam rahimnya. Siska hamil 2 bulan dan dengan segala kekayaan dari penjualan rumah dan isinya, Siska memulai hidup baru di Singapura dan karena biaya hidup di Singapura yang tinggi, dia mati-matian menjadi seorang perempuan malam yang selalu menunggu laki-laki yang bersedia memberikan dia beberapa ratus dollar untuk menghidupi dirinya dan bayinya.

Darah Perawan Hadis Berjilbab

Joni membanting tasnya di atas tempat tidur. Seharian ini ia dibuat pusing. Pasalnya ada lagi penghuni kosnya yang bikin suasana jadi suasana jadi dingin. Baru sebulan yang lalu tiga orang gadis berjilbab, mahaiswi UI kos di rumah orang tuanya ini. Sekarang muncul lagi gadis berjilbab, pakai cadar lagi. Lebih-lebih kemarin ia sempat dibentak-bentak, karena ikut nimbrung ngobrol di ruang tamu dengan keempat gadis berjilbab itu. Hari ini dia mau membuat perhitungan. Sore itu gadis bercadar yang bernama Anisa itu baru pulang kuliah. Ia mengenakan gamis panjang hitam, jilbab hitam dan cadar hitam. Joni sudah tahu dari ibunya, bahwa gadis bercadar itu adalah yang paling cantik di antara empat gadis berjilbab yang kos di rumahnya. Saat gadis itu mau masuk kamarnya. Kebetulan kos lagi sepi. Dengan mengendap-endap, Joni mengikuti Anisa dari belakang. Tepat ketika Anisa membuka gagang pintu kamarnya, Joni memeluk Anisa dari belakang.clurit yangdibawanya dikalungkan ke leher gadis berjilbab itu. “Aih, apa-apaan ini!” Jerit gadis itu kaget. “Diam, kalau enggak mau mati, turutin apa yang gua mau!” Gadis berjilbab itu kelihatan takut sekali.Mata di balik cadarnya itu melotot agak kemerahan. Joni tidak mau membuang waktu. Tangan kirinya tetap memegang clurit, sementara tangan kanannya sibuk meremas-remas tetek gadis berjilbab itu dari balik jilbab dan gamisnya. Terasa kenyal-kenyal sekali. Anisa cuma bisa merintih ketakutan. Nafsu Joni makin tidak karuan. Segera ia menutup pintu, dan menyuruh gadis berjilbab itu telentang di atas kasur. “Jangan, jangan ganggu saya. Saya bisamalu sekali. Tolong!” Joni tidak perduli. Dengan kasar, ia menarik kain jilbab gadis itu dan diselempangkan di atas pundaknya, sehingga terlihat dua tetek gadis berjilbab itu yang menggunduk di balik gamis hitamnya. Dengan penuh nafsu Joni membuka kancing bagian atas gamisnya hingga keperut. Lalu disibakkan gamis yg sudah terbuka kancingnya itu, sehingga terlihatlah BH putih yang dikenakan gadis bercadar itumembungkus dua gundukan teteknya yang besar dan menantang. Masih belum puas, Joni menarik ke atas gamisgadis itu dari arah bawah, hingga ke atas perut. Ternyata, Anisa tidak mengenakan rok dalam, sehingga terlihatlah betis dan dua bongkah paha putih mulus milik gadis berjilbab itu. “Auh tolong, jangan diteruskan, sama malu sekali!” Gadis berjilbab itu berteriak. Joni tidak perduli. Matanya menatap ganas ke arah gundukan memek gadis berjilbab itu yang kini hanya tertutup celana dalam putih yang agak tipis, sehingga terlihat kehitaman bulu jembutnya, dengan daging memek yang menggunduk indah sekali. Melihat gadis yang masih mengenakan jilbab dan cadarnya, namun bagian tubuh bawahnya nyaris telanjang, Joni menjadi semakin bernafsu. BH Anisa di tarik dengan kasar, sehingga menyembullah sepasang teteknya yang putih indah dengan puting berwarna coklat kehitaman. Joni segera menyerbu dan mengulumi tetek indah gadis berjilbab itu. Anisa hanya bisa merintih-rintih. Namun suara rintihannya membuat Joni makin kalap. Kepalanya turun ke perut Anisa, terus hingga berhadapan dengan gundukan memek gadis berjilbab yang masih mengenakan celana dalam itu. Joni langsung melahap dan mengunyah dengan kasar memek gadis itu, meski masih terbungkus celana dalam. Karenatidak sabar, celana dalam itupun dia plorotkan. Kini tubuh bagian bawah gadis berjilbab itu betul-betul polos. Terlihat memeknya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis namun berwarna hitam pekat. Garis memeknya masih terlihat jelas. Joni kembali mengunyah memek gadis berjilbab itu hingga hampir sepuluh menit. Lendir dari memek gadisalim itu sudah mulai keluar. Joni segera membuka baju, celana dan celana dalamnya sendiri. kontolya mengacung tegang. Anisa berteriak dan berusaha bangkit, karena menyadari apa yang akan menimpanya. Tetapi Joni menyabetkan belatinya ke betis Anisa hingga berdarah. Akhirnya gadis berjilbab itu pasrah, menelentang di atas kasur. Jonipun segera mengarahkan kontolnya ke lubang memek gadis alim itu. Dengan susah payah ia berusaha melesakkan kontolnya itu ke dalam memek gadis berjilbab yang cantik dan mulus itu. Akhirnya ia berhasil. Anisa hanya bisa menjerit dan menangis, ketika selaput daranya ditembus kontol Joni. Joni terus memaju mundurkan kontolnya yang amat tegang karena nafsunya telah memuncak. Maklum, siapa yang tidak merasa bangga bisa menyetubuhi gadis berjilbab yang setiap harinya selalu menutupi tubuhnya dengan rapat. Bibir memek gadis berjilbab itu bergoyang-goyang. Sementara kedua matanya terlihat mendelik-delik di balik cadarnya karena iapun merasakan kenikmatan 'hubungan badan' dan pemerkosaan brutal terhadapnya ini. Sepuluh menit kemudian, sperma Joni menyembur di dalam memek gadis berjilbab itu. Joni mengelap kontolnya. Mukanya mendekati wajah bertutup cadar yang menangis di atas tempat tidur tersebut. Dengan perlahan, dia angkat sedikit cadarnya, sehingga terlihatlah mulut mungil gadis berjilbab itu. Ia segera mengulum bibir indah di balik cadar itu dengan nafsu. Anisa makin megap-megap tidak karuan. Agaklama juga ia menikmati mulut gadis berjilbab itu. Hembusan napasnya yang terengah-engah, terhirup oleh Joni, membuatnya makin bernafsu, sehingga kontolnya kembali tegang. Ia melepas mulutnya, lalu mengarahkan kontolnya ke wajah gadis yang masih bercadar itu.Slep, akhirnya kontolnya masuk, meski dengan setengah memaksa. “Ayo cepat,dikulum dan dihisap. Kalau tidak, kubunuh kamu.” Anisa terpaksa mengulum kontol Joni yang cukup besar, kira-kira 18 cm, dengan diameter 2,5 cm. Joni memegang kepala gadis berjilbab itu dan memajumundurkan kepala tersebut, sehingga kontolnya ikutmaju mundur. Terasa betapa nikmatnya,apalagi melihat gerakan mulut yang sebagian masih tertutup cadar itu. Ia makin bernafsu saja. Selanjutnya ia meminta gadis berjilbab itu untuk nungging. Ia mengentot gadis bercadar itu dari belakang dengan nafsu sekali. Hingga habis maghrib, ia menggarap gadis berjilbab itu. Sekali waktu, ia melepaskan cadar gadis itu, sehingga terlihatlah wajahnya yang memang amat cantik. Ia menggempur memek gadis itu dengan tetap mengenakan jilbabnya. Ah,malangnya nasib Anisa.

Pemerkosaan calon pengantin

Ada sepasang kekasih bernama Tono dan Denita, mereka berdua tinggal bersama di sebuah rumah yang terletak di daerah yang agak terpencil di Jakarta.Sehari-harinya mereka hidup bahagia bersama dan mereka berencana untuk menikah dalam waktu dekat. Denita berusia 20 tahun sementara Tono baru berusia 18 tahun. Banyak yang menyayangkan keputusan Denita untuk menikah dengan Tono, selain karena Tono lebih muda dari Denita, Denita sendiri adalah gadis yang sangat cantik.Wajahnya amat manis, rambut hitam panjangnya yang berkilau dan kulitnya yang putih mulus karena Denita masih merupakan keturunan Chinese menambah daya tariknya selain tubuhnya yang proporsional. Tinggi Denita sekitar 165 cm, tubuhnya yang langsing namun padat cukup menonjolkan bagian dada dan pantatnya yang lumayan besar. Orang-orang merasa bahwa Tono tidak pantas untuk Denita karena selain penakut, Tono juga tidak begitu mandiri. Walaupun demikian, mereka saling mencintai satu sama lain. Denita sudah membeli gaun pengantinnya, dan Tono juga sudah mempersiapkan benda-benda yang mereka perlukan nantinya. Suatu malam, ada segerombolan penjahat berjumlah 6 orang datang ke rumah Tono dan Denita. Mereka terdiri dari 5 laki-laki dan seorang perempuan. Mereka berhasil melumpuhkan Tono dan menawan Denita. Denita sempat melawan, namun salah satu penjahat itumenjambak rambut panjang Denita dan memukul perutnya sehingga Denita terkapar kesakitan; Denita lalu ditampar dan diikat di ranjang dengan masih menggunakan gaun tidurnya dan mereka memukuli Tono didepan Denita. Denita yang sadar bahwa ia tidak mungkin bisa melawan para penjahat itu hanya bisa pasrah, ia masih shock saat dipukul tadi. Denita memohon padapara penjahat itu untuk tidak menyakiti Tono, namun ia justru ditertawakan karena melindungi Tono. Para penjahat itu mulai tertarik melihat wajah Denita yang cukup cantik dan keseksian tubuh Denita yang mengenakan gaun tidurnya itu. Mereka juga kagum melihat keberanian Denita. Para penjahat itu lalumulai mencari barang-barang berharga, namun mereka tidak menemukan apapun. Penjahat perempuan itu menemukan gaun pengantin Denita dancincin nikah Tono dan Denita. Ia lalu menemukan sebuah ide, dan ia lalu memberitahukan idenya itu pada para temannya. Kelima penjahat laki-laki itu setuju pada ide perempuan itu. Perempuan itu lalu membawa Denita ke kamarnya, dan mengancam akan membunuh Tono apabila Denita tidak menuruti kemauannya. Perempuan itu lalu menelanjangi Denita dan membawacewek itu ke kamar mandi. Denita lalu dimandikan oleh perempuan itu, rambutnya dicuci dan tubuhnya diberi wewangian, sehingga tubuh Denita memancarkan aroma yang amat wangi. Perempuan itu juga mencukur rambut dikewanitaan Denita hingga bersih. Denitalalu dipaksa meminum air mentah sebanyak dua gayung penuh oleh perempuan itu sehingga Denita merasa agak pusing karena perutnya kembung. Setelah selesai mandi, perempuan itu mendandani Denita secantik mungkin. Ia lalu memakaikan celana dalam yang baru, stocking, sarung tangan, dan gaunpengantin milik Denita lengkap dengan rok petticoat agar rok gaunnya tampak mengembang kepada Denita, sehingga Denita benar-benar terlihat seperti pengantin wanita yang hendak menikah.Perempuan itu memerintahkan Denita agar berkelakuan seperti yang ia perintahkan. Saat dipengantinkan, perempuan itu menyadari bahwa Denita sedang dalam masa subur saat melihat bercak di pembalut wanita dan celana dalam yang sebelumnya dipakai Denita. Sementara itu, para penjahat laki-laki itumenyekap Tono di sofa ruang tamu untuk menunggu Denita. Mereka mengejek dan memukul Tono di sofa itu. Hingga Tono babak belur tak berdaya. Tak lama kemudian, pintu kamar Denita terbuka dan keluarlah perempuan itu beserta Denita yang sudah dipengantinkan. Tono dan para penjahat itu terpesona melihat kecantikan Denita. Denita mengenakan gaun pengantinnya yang bertipe bralessdengan rok petticoat sebagai rok dalam sehingga rok gaunnya tampak mengembang dan gaun itu berekor panjang, rok gaun Denita dihiasi denganpita-pita yang terjalin sehingga rok itu tampak berlapis-lapis. Rambut Denita yang hitam panjang dibiarkan tergerai, dan dihiasi dengan tudung kepala sutra.Mahkota bunga berwarna putih yang dipakaikan di kepala Denita menambah kecantikan Denita. Bibir dan kelopak mata Denita berwarna pink. Denita memakai stocking putih, sarung tangan berwarna putih, dan sepatu hak tinggi berwarna putih. Dengan gaun model braless itu, dada Denita yang berukuran 34 B terlihat menonjol, dan tubuhnya menampakkan kesan seksi karena gaunitu memang agak ketat untuk Denita. Gaun itu makin tampak serasi dengan kulit Denita yang putih mulus karena Denita masih merupakan keturunan Chinese. Para penjahat itu berdiskusi sebentar, lalu mereka mengikat Tono erat-erat, dan membawa Tono ke kamar.Tono lalu didudukkan dikursi sofa yang mereka pindahkan dari ruang tamu kedalam kamar itu. Sementara itu, Denita dipakaikan celemek putih berenda oleh para penjahat itu, dan disuruh memasak makanan untuk para penjahat itu. Denita lalu memasak makanan untuk para penjahat itu dengan diawasi oleh perempuan itu. Saat memasak, Denita sering kentut, perempuan itu menyadari bahwa Denita akan buang air besar. Denita lalu menghidangkan masakannya ke para penjahat itu. Saat menghidangkan makanan, perempuan itu menepuk pantat Denita dan Denita langsung kentut. Wajah Denita memerah karena malu. Para penjahat itu memerintahkan Denita untuk menari dan bernyanyi untuk menghibur mereka saat makan sebagai hukuman karena ia kentut. Denita dipaksa menyanyikan lagu dangdut untuk mengiringi tariannya. Denita dipaksa bergoyang sehingga lekuk tubuhnya dapat dipertontonkan dihadapan para lelaki itu. Para penjahat itu amat menyukai makanan yang disajikan Denita karena Denita memang mahir memasak, terlebih mereka bisa mendengar suara merdu Denita sambil menonton tarian Denita yang gemulai. Setelah selesai makan, para penjahat itulalu menyuruh Denita menjilati piring bekas makanan mereka seperti seekor******. Perempuan itu berbisik memberi perintah pada Denita. Denita sempat menolak perintah perempuan itu, namun ia terpaksa menuruti perintah perempuan itu setelah ia kembali diancam. Denita kemudian dibawa ke toilet oleh para penjahat itu. Denita lalu menuruti perintah perempuan itu untuk berkelakuan seperti yang ia perintahkan.Denita menungging, lalu menarik rok gaunnya keatas hingga celana dalamnya yang berwarna putih berenda terlihat. Para penjahat itu bersiul melihatpantat dan paha mulus Denita yang masih dibalut stocking putih itu. Perempuan itu kemudian membagi undian kepada para penjahat itu untuk mengundi tubuh Denita. Tubuh Denita dibagi menjadi 4 bagian tubuh yang diundi lewat secarik kertas untuk menentukan hak masing-masing para penjahat itu atas tubuh Denita. Penjahatpertama memenangkan memek Denita, sekaligus keperawanan pengantin itu. penjahat kedua juga mencabut kertas bertuliskan vagina Denita, namun ia tampak kesal karena keperawanan Denita sudah diantri duluan oleh rekannya, apalagi pandangannya dari tadi tertuju kepada pantat montok pengantin cantik yang sedang menungging itu, seolah tidak sabaran ingin memperawani liang dubur Denita yang masih belum terjamah lelaki. Penjahat ketiga tampak cukup puas saat mendapatkan mulut dan bibir Denita yang mungil itu, dimana ia akan dilayani dengan servis oral dari bibir pink sang pengantin. Penjahat keempat yang bertubuh kecil tidak begitu senangsaat mendapatkan lubang pantat Denita, ia merasa tidak senang kalau harus bercinta dengan lubang pantat pengantin itu. Apalagi mengingat Denitakentut saat mereka makan, ia malah merasa semakin jijik dengan gadis itu. Ia yakin lubang pantat gadis itu pasti dipenuhi kotoran yang jorok, dan tentu saja, ia tidak mau terkena penyakit karena kuman-kuman kotoran Denita dalam duburnya. Namun, penjahat kedua menawarkan untuk menukarkan jatah mereka dengan imbalan Rp. 15.000 dan izin dari perempuan itu untuk menjamah payudara Denita pada rekannya itu. Walaupun keberatan, penjahat keempat itu menerima tawarantemannya itu. Denita tertegun dan merasa amat terhina saat menyadari keperawanan duburnya dihargai hanya Rp. 15.000, bahkan jauh lebih rendah dari biaya sewa pelacur semalam. Penjahat terakhir yang berbadan paling besar mendapat “kehormatan” untuk menyetubuhi Denita sepuas hatinya di bagian manapun yang ia mau karena penjahat itu tampaknya adalah pemimpin gerombolan itu. Denita terkejut saat salah satu penjahat yang “membeli” pantatnya di undian itu tiba-tiba mengelus dan meremas pantatnya yang seksi sambil menggoda bahwa Denita cantik, namun ia ‘nakal’ karena melawan mereka dan kentut saatmereka makan. Wajah Denita memerah karena malu dan marah, ingin rasanya iamenampar penjahat yang kurang ajar itu, namun ia tidak berdaya karena mereka pasti semakin akan berbuat buruk pada Tono dan dirinya. Penjahat itu lalu melorotkan celana dalam Denita hingga terlepas, sehingga pantat dan kewanitaan Denita terlihat jelas. Denita dipaksa melebarkan kakinya dan menungging di kloset, tangan Denita disuruh memegang kloset itu. Denita mulai dipermalukan oleh penjahat itu, penjahat itu lalu bertanya pada Denita apakah Denita hendak buang air besar. Denita yang malu menggelengkan kepala, namun penjahat itu mengatakanbahwa ia tak percaya. Penjahat itu kembali menyingkapkan rok gaun Denita hingga pantat Denita kembali terlihat jelas, ia lalu mencengkeram kedua bongkahan pantat Denita dan menariknya ke arah berlawanan sehingga lubang pantat Denita terlihat. Tanpa merasa jijik, dibenamkannya hidungnya ke lubang pantat itu dan diendusinya lubang kotoran Denita. Denita merasa geli saat hembusan nafas lelaki itu menyapu lubang terlarangnya itu, apalagi kumis lebat lelaki itu menggelitik pantatnya. Setelah puas mengendusi pantat Denita, penjahat itu mengejek Denita dengan mengatakan bahwa ia mencium bau kotoran cewek itu. Penjahat itu lalu mengambil dua tangkai cotton buds. Salah satu cotton buds itu dilesakkannya kedalam lubang pantat Denita, sehingga Denita mengejang terkejut sesaat. Penjahat itu lalu mengorek pantat Denita dengan cotton buds itu selama beberapa detik dan tiba-tiba menarik cotton buds itu keluar dari pantat Denita sehingga Denita meringis. Kapas cotton buds yang tadinya berwarna putih itu kini berwarnakuning kecoklatan karena kotoran Denita. Denita malu sekali saat dipaksa melihat cotton buds yang sudah dilapisioleh kotorannya itu. Penjahat itu juga sempat memukuli pantat Denita sebagaihukuman karena Denita kentut sehinggakedua belahan pantat Denita yang tadinya putih mulus kini berwarna pink kemerahan karena dipukul. Denita lalu dipaksa duduk di kloset, sementara perempuan itu menarik rok Denita keatas, dan menarik kedua tungkai kaki Denita ke arah yang berlawanan sehingga kewanitaan Denita terlihat jelas karena Denita berada dalam posisi mengangkang. Perempuan itu lalu menyuruh Denita untuk buang air besar dihadapan mereka. Denita terkejut mendengar perintah perempuan itu, terutama saat perempuan itu mengatakan bahwa penjahat laki-laki yang memenangkan pantat Denita di undian akan mencuci pantat Denita setelah Denita buang air besar. Denita lalu berpura-pura sedang dalam keadaan tidak ingin buang air besar, namun para penjahat laki-laki itu mengancam Denita apabila Denita tidak buang air besar, maka Tono akan mereka bunuh. Denita terpaksa menuruti perintah para penjahat itu untuk buang air besar, namun Denita memohon pada para penjahat itu agar mereka tidak menyakiti Tono. Wajah Denita memerah karena malu saat para penjahat itu menyaksikan dirinya buang air besar. Denita merintih sejenak, lalu kentut dengan keras. Beberapa saat kemudian, kotoran Denita berjatuhan dari pantatnya. Para penjahat itu menutup hidung mereka karena bau kotoran Denita, namun mereka terangsang melihat Denita yang cantik sedang buang air besar dengan mengenakan gaun pengantinnya. Denitasendiri merasa amat malu, baru kali ini seumur hidupnya ia buang air besar sambil ditonton pria, apalagi mata mereka tampak lebih tertuju melihat ke selangkangannya. Denita juga melihat bagian kejantanan para penjahat itu tampak menegang saat melihatnya buang air besar. Tidak jauh berbeda dengan para penjahat laki-laki itu, perempuan itu terus melihat dan mengamati vagina Denita, ia tersenyum saat melihat Denita tidak banyak kencing saat buang air besar. Setelah selesai buang air besar; sesuai perintah perempuan itu, Denita lalu meminta penjahat laki-laki yang memenangkan pantatnya untuk mencuci pantatnya. Penjahat laki-laki itu lalu membersihkanpantat Denita, Denita merasa malu saat jari penjahat itu menyentuh dan mencuci lubang pantatnya dengan air. Namun Denita merasa nyaman karena penjahat itu membersihkan pantatnya dengan lembut, terutama saat menyentuh lubang pantat Denita. Setelah pantatnya selesai dibersihkan, Denita dipaksa berterima kasih kepada penjahat itu. Denita lalu diberi pilihan oleh para penjahat itu untuk menikah massal dan bercinta dengan mereka, atau menyaksikan Tono dibunuh. Dengan berat hati, Denita memilih untukmengorbankan dirinya. Denita tidak diperbolehkan memakai celana dalam oleh kelima penjahat itu, supaya ia siap bercinta dengan mereka. Denita dan para penjahat itu lalu kembali ke kamar. Sesampainya di kamar, Perempuan itu lalu berdiri di belakang sebuah meja yang dijadikan seperti altar oleh para penjahat itu. Denita lalu bergandengan dengan salah satu penjahat itu, dan mereka berjalan menuju ‘altar’ itu. Setibanya di altar, mereka melecehkan Denita yang mengenakan gaun pengantin dengan berpura-pura mengadakan upacara pernikahan. Denita dan penjahat itu lalu berlutut didepan altar buatan itu. Denita mengucapkan sumpah setianya kepada penjahat itu dan mengakui kekuasaan penjahat itu atas dirinya, namun penjahat itu melecehkan Denita dengan menolak mengakui Denita sebagai istrinya, dan mengakuinya sebagai penghibur. Penjahat itu mengaitkan tali merah di ibu jari Denita sebagai ‘cincin kawin’. Denita tidak dapat berbuat banyak agar Tono selamat. Tono yang tidak tahu bahwa Denita dipaksa menikah oleh perempuan itu berteriak keras, namun mulutnya disumpal dengan pembalut wanita bekas Denita oleh para penjahat itu. Perempuan itu lalu mengawasi Tono. Denita ‘menjual’ dirinya sebagai penghibur kepada para penjahat itu satu-persatu di ‘pernikahan’ itu. Denita mengakui 5 orang lelaki sebagai suaminya malam itu, namun ia tidak pernah dianggap sebagai istri oleh mereka. Semua jari di tangan kanan Denita dipasangi tali merah itu. Denita ‘menikah’ saat usianya baru 20 tahun. Setelah pernikahan itu, Denita lalu melaksanakan ‘kewajibannya’ sebagai seorang istri dari para penjahat itu. Denita berlutut di ranjang, kedua pahanya dibuka lebar-lebar. Denita lalu menunggingkan pantatnya, siap untuk bercinta. Denita menitikkan air mata menghadapi perlakuan para ‘suaminya’. Wanita itu membawa sebuah kamera yang ia dapatkan dari lemari Denita dan siap mengabadikan malam itu. Sambil disaksikan oleh Tono yang terikat didepan ranjang, dagu lancip Denita ditegadahkan ke wajah salah satu penjahat itu dan bibir mungil Denita dicium oleh penjahat yang mendapat undian untuk memperoleh mulutnya, Denita merasa sedikit aneh karena ia berciuman untuk pertama kalinya. Penjahat pertama itu memaksa memasukkan lidahnya ke mulut Denita, Denita hanya bisa pasrah menahan rasageli saat lidah penjahat itu menggerayangi mulutnya. Penjahat itu memeluk tubuh Denita dengan erat, tangannya dilingkarkan ke pinggul Denita sambil sesekali meremas pantat Denita. Penjahat itu tampaknya berusaha menyedot ludah Denita sambilmenjilati gigi dan lidah Denita untuk merangsang Denita. Adegan berciuman itu membuat para penjahat yang lain terangsang, penjahat yang melepas celana dalam Denita lalu menyingkap rok gaun Denita, mereka melihat kewanitaan Denita agak lembab, tanda bahwa Denita terangsang. Penjahat berikutnya lalu berbaring dibawah selangkangan Denita dan segera menjilati kewanitaan Denita. Denita terkejut saat merasa kewanitaannya dijilati, namun ia tidak bisa melawan karena tangannya dipiting oleh penjahatyang sedang berciuman dengannya. Denita hanya bisa meronta saat ia merasakan sensasi yang aneh di kewanitaannya, sensasi yang baru pertama kali ia rasakan sebagai seorangwanita. Denita berusaha mengatupkan pahanya, namun penjahat itu menarik kedua tungkai pahanya kearah yang berlawanan, dan menekan paha Denita. Denita tidak mampu melawan tenaga penjahat itu, apalagi penjahat itu cukup kekar perkasa. Lama kelamaan Denita semakin terangsang sehingga kewanitaannya semakin banyak mengeluarkan cairan cintanya, membuat penjahat yang menjilati kewanitaannya kini mulai menghisap cairan cintanya. Penjahat itu sesekali menjilat klitoris Denita, sehingga Denita semakin menggelinjang kegelian. Denitajuga tidak lagi berusaha mengatupkan pahanya, karena tenaganya mulai habis karena sensasi yang ia terima di mulut dan kewanitaannya. Usaha kedua penjahat itu akhirnya berhasil; setelah beberapa lama berciuman dan dijilati, Denita mulai terangsang karena keahlian berciuman dan jilatan para penjahat itu. Denita lalu menjulurkan lidahnya dan mulai memainkan lidahnyadengan lidah penjahat itu, Denita juga menerima ludah yang dituangkan penjahat itu ke dalam mulutnya dan menelan ludah itu. Denita dan penjahat itu lalu mulai saling mengulum bibir mereka. Denita merasa malu sekali saat para penjahat yang sedang menunggu giliran menjelaskan kepada Tono bahwaDenita sedang terangsang dan menunjukkan kewanitaan Denita yang semakin banyak mengeluarkan cairan sebagai bukti. Walaupun Tono berusahatidak mendengar, Denita tetap merasa malu sekali, Ia seharusnya mengenakangaun pengantinnya saat menikah dengan Tono, namun kini ia malah terangsang dan bercinta dengan pria lain dihadapan Tono sambil mengenakan gaun pengantinnya. Tono sendiri mulai terangsang, kemaluannya juga terlihat menegang karena baru pertama kalinya ia melihat kewanitaan Denita setelah sekian lama mereka berpacaran dan tinggal bersama. Setelah merasa cukup memberikan Denita ‘pemanasan’, penjahat yang menghisap cairan kewanitaan Denita berhenti. Ia lalu memberi isyarat pada temannya yang sedang berciuman dengan Denita. Penjahat itu menganggukkan kepalanya dan berhenti mencium bibir Denita. Denita lalu dipaksa belutut dengan paha yang terbuka lebar di hadapan Tono, penjahatyang menghisap cairan kewanitaan Denita lalu melepas celana dan celana dalamnya. Tono dan Denita bisa melihatkemaluan pria itu yang sudah menegang, dan tonjolan uratnya terlihat jelas, apalagi ukurannya cukup besar, sekitar 17 cm. Penjahat itu lalu berbaring dibawah tubuh Denita, ia mengatur posisi kemaluannya yang sudah menegang agar tepat dibawah kewanitaan Denita sehingga posisi mereka kini menjadi ‘woman on top’. Dua dari tiga penjahat yang belum mendapat kesempatan untuk bercinta dengan Denita lalu memegang rok gaun Denita di arah yang berlawanan, dan menarik petticoat dan rok gaun Denita keatas sehingga kewanitaan Denita dan kemaluan penjahat itu terlihat jelas oleh Tono. Perempuan itu lalu menyuruh Denita menurunkan pinggulnya. Denita yang menyadari apa yang akan terjadi berusaha menolak, namun perempuan itu mengeluarkan pisau dari sakunya dan mengacungkan pisau itu ke leher Tono. Denita tidak dapat menolak lagi. Perempuan itu menyuruh Tono melihat adegan terenggutnya keperawanan Denita. Denita mulai menurunkan pinggulnya dengan pelan, ia bisa merasakan kemaluan penjahat itu di mulut kewanitaannya. Sambil menutup mata, Denita terus melanjutkan menurunkan pinggulnya pelan-pelan. Karena tidak sabar, salah satu penjahat itu memegang pinggul Denita dan menurunkannya dengan cepat, seketika itu juga kemaluan penjahat itu menghunjam vagina Denita. Denita menjerit kesakitan karena keperawanannya direnggut, apalagi ukuran penis itu begitu besar, sehingga hanya masuk sebagian di kewanitaannya walaupun kewanitaannya sudah basah oleh cairancintanya dan ludah penjahat yang tadi menjilati memeknya itu. Penjahat itu mendesah puas, ia bisa merasakan hangatnya liang kewanitaan Denita dan juga vagina Denita yang masih sempit karena baru pertama kalinya dimasuki kejantanan lelaki. Penjahat itu mulai memegang pinggang Denita dan menggoyangkan pinggul Denita, layaknya goyangan gerakan dangdut, agar penisnya masuk sepenuhnya di vagina Denita. Denita hanya merintih pelan saat ia ‘digoyang’ diatas penis penjahat itu. Perlahan-lahan penis penjahat itu mulai tertelan masuk kedalam vagina Denita Beberapa saat kemudian, penjahat itu mengubah goyangan Denita menjadi pompaan. Denita dientot naik-turun sehingga penis itu menghunjam vaginanya berulang kali. Jeritan Denita semakin keras, tapi mulut Denita langsung disumpal dengan kemaluan penjahat yang berciuman dengannya. Denita lalu dipaksa untuk mengoral kemaluan penjahat itu. Denita hanya bisa pasrah mengulum dan memainkan kemaluan penjahat itu di dalam mulutnya sambil menangis menahan rasa perih di kewanitaannya, namun suara tangisan Denita terhalangi oleh kemaluan penjahat yang menyumpali mulutnya. Denita merasa amat jijik dan hampir muntah saat mengulum kemaluan penjahat itu yang bau, namun penjahat itu malah menekan kepala Denita ke kemaluannya sehingga pangkal penis itu masuk hingga ke tenggorokan Denita, dan membuat Denita sulit bernafas. Penjahat itu puas saat merasakan kehangatan mulut dan kelembutan bibir Denita. Denita lalu diperintahkan untuk menjilat dan mengemut kemaluan itu. Setelah sekitar15 menit diperkosa, Denita mulai tidak bisa mengontrol tubuhnya lagi, rintihannya berganti menjadi lenguhan dan ia kini menggerakkan tubuhnya sesuai nalurinya, para penjahat itu tertawa melihat Denita yang terbawa nafsunya. Beberapa menit kemudian, penjahat yang dioral oleh Denita menekan kepala Denita dengan keras di penisnya lalu memuncratkan spermanya tepat ke tenggorokan Denita. Denita terkejut saat merasa mulutnya dipenuhi cairan kental yang amis. Penjahat itu terus menekan kepala Denita sehingga Denita terpaksa menelan bibit-bibit bayi yang baru saja dituangkan ke mulutnya itu. Suara lenguhan Denita terdengar semakin keras saat penjahat itu melepas penisnya dari mulut Denita, penjahat itu tertawa puas melihat benang lendir sperma di mulut Denita yang terlihat jelas diantara gigi Denita yang putih saat Denita membuka mulutnya ketika ia melenguh. Penjahat yang sedang memompa Denita melihat bahwa temannya sudah memberi Denita sperma. Ia juga tak mau kalah dari temannya itu sehingga ia mempercepat pompaannya. Akibatnya, Denita semakin melenguh keras merasakan kenikmatan di kewanitaannya, yang kini sudah bisa dimasuki penuh oleh penis penjahat itu. Namun penjahat itu tidak membiarkan Denita mencapai orgasme, ia mengontrol gerakan memompanya, sesekali gerakannya begitu cepat, namun saat merasa Denita hendak orgasme, ia memperlambat pompaannya sehingga Denita semakin kerepotan. Penjahat itu juga sering menggoda Tono dengan cara memeluk Denita dari belakang dan menjilati wajahDenita yang cantik atau sesekali menghentikan gerakannya, sehingga Denita secara otomatis menggoyang-goyangkan pantatnya agar penis itu tetap menyodoknya. Para penjahat itu menertawakan tingkah Denita itu sambilmenyebutnya pelacur. Penjahat itu juga sesekali menghentikan pompaannya dan memaksa Denita melihat penisnya yang sedang menyatu dengan kewanitaan Denita. Beberapa saat kemudian, penjahat itu mendesah keras dan Denita menjerit saat kewanitaannyadimasuki para calon bayi mereka, hasil buah percintaan Denita dengan penjahat itu. Penjahat itu lalu mencabut penisnya dari kewanitaan Denita setelahia merasa spermanya telah tertuang hingga habis. Dengan kejamnya, perempuan itu menyuruh para penjahat itu segera mengangkat kedua tungkai kaki Denita setinggi mungkin dan tegak lurus sehingga Denita kini bertumpu pada bahunya. Kewanitaan Denita sengaja dipamerkan di depan Tono agarTono melihat jelas proses awal kehamilan Denita. Tono dapat melihat jelas paha Denita yang indah yang dibalut dengan stocking putih itu dan pusar Denita. Rok gaun Denita menutupiwajah Denita, dalam keadaan seperti itulah Denita dibiarkan selama beberapamenit agar sperma hasil percintaannya membuahi rahimnya sehingga ia kelak dapat hamil. Penjahat yang baru saja menuangkan spermanya di vagina Denita itu mengocok-kocok liang vaginaDenita agar spermanya benar-benar tertelan habis kedalam tubuh pengantin wanita itu untuk memastikan bahwa spermanya dapat menjadikan Denita sebagai seorang ibu bagi anak-anak mereka kelak. Denita menangis keras dan meronta-ronta saat merasakan sperma penjahat itu semakin cepat memasuki rahimnya dalam jumlah yang banyak. Namun, Penjahat yang dioral Denita segera melumat bibir Denita sehingga Denita tidak bisa mengeluarkan suara lain selain rintihan pelan. Di dalam hatinya, Denita tidak mau menjadi ibu dari anak yang akan ia kandung hasil dari pemerkosaan itu, apalagi dari pria yang sama sekali tidak ia cintai, namun disisi lain sebagai seorang wanita, Denita merasa aneh dan takut bercampur bahagia karena ia akan menjadi seorang wanita sepenuhnya saat melahirkan bayi yang ia kandung kelak dan menjadi ibu dari anak itu. Tono terpukul saat melihat kewanitaan gadis yang ia cintai kini telah dipenuhi calon bayi dari pria lain, pertanda bahwa Denita bisa saja hamil dari percintaannya dengan penjahat itu. Perempuan itu lalu membisikkan sesuatu pada Denita untuk membujuk dan meyakinkan Denita agar Denita dapat menerima kehamilannya itu sebagai kodrat, dan mengatakan bahwa kehamilan adalah impian tiap wanita, dan Denita baru saja mulai menapaki jalan menjadi seorang wanita sejati. Perempuan itu juga mulai membisikkan keindahan menjadi seorang ibu pada Denita sekaligus kembali mengancam akan membunuh Tono apabila Denita bertingkah macam-macam, sehingga Denita mulai berhenti menangis dan mulai dapat menerima calon bayi yang akan ia kandung. Denita juga tidak lagi meronta, ia tampaknya pasrah menerima nasibnya itu. Lagipula, ia tidak mau Tono kembali dilukai oleh para penjahat itu. Beberapa menit kemudian, setelah perempuan itu merasa sperma penjahat itu telah sepenuhnya masuk dan mengering di kewanitaan Denita, Denita mulai disiapkan untuk kembali bercinta dengan 3 penjahat yang masih menunggunya. Denita tidak lagi berontak, ia hanya menuruti perintah para penjahat itu tanpa menolak lagi. Ketiga penjahat yang berikutnya sudah melepas celana mereka dan penis mereka yang cukup besar terlihat sudahmenegang cukup lama sejak adegan percintaan Denita sebelumnya. Penjahatyang mendapat giliran ketiga lalu duduk di kursi, laki-laki itu bertubuh jauh lebih besar dan gagah dari penjahat yang baru merenggut keperawanan Denita, tingginya sekitar 190 cm dan kulitnya yang hitam gelap makin menonjolkan kesan sangarnya; kontras dengan Denita yang tingginya hanya sekitar 160cm dan berkulit putih. Denita gemetar melihat laki-laki itu, yang rupanya adalah penjahat yang tadi memukulnya. Laki-laki itu rupanya adalah pemimpin para penjahat itu, ia memiliki penis dengan ukuran terbesar, sekitar 20 cm. Tonjolan urat penisnya terlihat jelas. Penis berwarna hitam itu terlihat berdiri tegak dengan gagah perkasa, siap membawa Denita ke kenikmatan surgawi. Tono dan para penjahat bahkan lainnya sempat minder melihat kegagahan lelaki itu. Perempuan itu membisikkan sesuatu ke Denita, dan Denita mengangguk tanda mengerti. Denita lalu berlutut di depan lelaki itu dan memasukkan penis itu ke mulutnya,Denita mulai memainkan penis besar itudidalam mulutnya Bibirnya yang mungil memijat kemaluan itu, liur Denita membasahi penis itu, dan penis itu terkadang digesekkan di giginya yang putih. Penjahat itu memegang kedua buah dada Denita dan sesekali meremasnya. Ia merasa gemas melihat gadis muda secantik Denita dalam balutan busana pengantinnya sedang memberinya servis. Tak lama kemudian,penjahat itu melorotkan bagian dada gaun Denita, sehingga kedua buah dadaDenita ‘melompat’ keluar karena Denita tidak memakai bra. Penjahat itu lalu mengeluarkan penisnya dari mulut Denita, perempuan itu kembali memberi Denita perintah baru. Denita lalu menjepit penis itu diantara kedua buah dadanya, dan mengocok penis itu dengan kedua buah dadanya itu sambil menjilati ujung penis itu. Mereka yang menonton adegan itu menelan ludah; Denita seperti sedang makan hot dog. Buah dada Denita yang putih dan montok bagaikan roti menjepit sempurna kemaluan penjahat itu yang hitam gelap seperti sosis. Tak lama kemudian, Denita kembali disembur sperma hangat dari ‘sosis’ yang ia ‘makan’, sehingga wajah dan buah dadanya berlepotan dengan sperma kental. Penjahat itu beristirahat sebentar, sementara para penjahat yanglain menyendoki sperma yang berlepotan di wajah dan tubuh Denita, lalu memaksa menyuapi Denita dengan sperma itu sehingga sperma yang tadinya berceceran di wajah dan dada Denita kini pindah kedalam perut Denita.Para penjahat itu juga memaksa membersihkan kewanitaan Denita dari bercak darah keperawanannya dan bekas sperma yang mengering. Setelah cukup beristirahat, penjahat lalu menyuruh Denita untuk kembali melayaninya. Denita lalu menaikkan rok gaunnya dengan bantuan kedua penjahat lainnya dan mendudukkan dirinya dengan arah menghadap penjahat itu, tepat diatas kemaluan penjahat itu sehingga sekali lagi kewanitaannya dimasuki penis. Denita lalu memeluk leher penjahat itu, ia juga melingkarkan kakinya ke pinggang penjahat itu dan menyilangkan kedua mata kakinya sehingga kini ia menguncipinggang penjahat itu. Setelah merasa sudah siap, Denita mulai menggerakkanpinggulnya agar penis penjahat itu semakin memasuki kewanitaannya, karena kewanitaannya masih sempit dan penis itu begitu besar. Penjahat itu memegangi pinggul Denita dan membantu Denita memasukkan penisnya kedalam liang kewanitaan Denita sambil menjilati dan mengisap puting susu Denita yang sudah mengeras. Denita hanya mendesah ringan saat menyusui penjahat itu. Setelah ia merasa penisnya telah masuksepenuhnya kedalam memek Denita, penjahat itu memegang pinggul Denita dengan kencang dan mulai memompa Denita naik turun sambil meremas dada Denita dan menggigiti puting susu Denita. Denita jelas kewalahan menghadapi sensasi di kewanitaan dan puting susunya sekaligus, Denita pun mendesah keras penuh kenikmatan. Penjahat itu lalu memanggil salah satu rekannya yang masih belum bercinta dengan Denita. Penjahat keempat itu datang menghampiri Denita dengan membawa sebuah pompa ban. Denita mengenal penjahat itu sebagai penjahatyang mengendusi pantatnya di toilet sebelumnya. Penjahat lalu berlutut di depan kursi itu, tepat didepan pantat Denita. Kemudian Ia menelusup ke dalam rok gaun Denita dan menarik kedua bongkahan pantat pengantin wanita itu ke arah berlawanan sehingga terlihatlah lubang pantat yang tadinya iacuci. Rupanya penjahat ini adalah penggemar pantat wanita, ia mulai meludahi pantat seksi itu dan memasukkan jari tengahnya kedalam anus Denita. Denita menjerit saat lubang pantatnya dimasuki benda yang tak dikenal itu, namun mulutnya disumpal dengan celana dalam putihnya yang ia pakai saat dijadikan pengantin. Pantat Denita yang seharusnya dipakai untuk mengeluarkan kotorannya sekarang dipakai untuk pemuas nafsu lelaki itu. Perlahan lahan jari penjahat itu terbenam dalam lubang pantat Denita, penjahat itu dapat merasakan kehangatan dan kelembutan dalam lubang pantat Denita karena daging lubang pantat itu melingkari jari penjahat itu dengan pas seperti sebuah cincin. Penjahat itu lalu mengocok jarinya didalam anus Denita untuk membuka lubang pantat itu lebih lebar, sehingga Denita semakin tak berdaya, serasa ada tornado yang berputar dalam pantatnya, apalagi tubuhnya masih terhempas-hempas karena dientot oleh pemimpin para penjahat itu. Habis sudah Denita diperkosa dari depan dan belakang, Denita hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras karena ia tidak dapat menjerit karena mulutnya disumbat, namun ia merasakan sensasi yang luar biasa karena ia sedang bercinta dengan 2 lelaki sekaligus dengan menggunakankedua lubang tubuhnya. Denita lalu mulai menikmati kocokan di anusnya itu, ia berharap kocokan itu tidak pernahberhenti. Setelah cukup mengocok anusDenita sekitar 10 menit, penjahat itu mencabut jarinya dari pantat Denita sehingga lubang pantat Denita kini terbuka lebar sebesar lubang jari kelingking dan tidak bisa terkatup lagi, dari lubang pantat itu tercium bau tidak sedap. Denita terhenyak, ia sebenarnya masih ingin penjahat itu mengorek duburnya hingga puas, Denita sempat menggelengkan kepala saat penjahat itu mencabut jarinya dari pantat Denita. Bahkan kotoran Denita kembali muncratsedikit saat jari itu tercabut dari pantatnya. Penjahat itu lalu menggoda Denita sambil mengatakan bahwa Denita masih belum bisa menceboki pantatnya sendiri dengan baik, bahkan setelah menjadi seorang pengantin wanita. Ia lalu menawarkan untuk membersihkan pantat Denita. Denita yang sudah dilanda nafsu hanya mengangguk dengan segera, ia mengirapenjahat itu akan membersihkan pantatnya dengan tissue, namun penjahat itu tersenyum dan segera menelusup lagi kedalam pantat Denita tanpa membawa tissue. Sadarlah Denitabahwa penjahat itu hendak menjilati duburnya. Denita menggeleng keras namun terlambat, penjahat itu menjulurkan lidahnya dan memasukkan lidahnya kedalam pantat Denita, penjahat mulai menjilati anus Denita, lidahnya dibenamkannya kedalam lubang pantat pengantin wanita itu sedalam mungkin untuk mencicipi nikmatnya anus Denita tanpa peduli bahwa Denita baru saja buang air besar,dan tidak menghiraukan aroma tidak sedap dari lubang pantat Denita. Denita merasa geli sekali saat pantatnya dicicipi seperti itu, lidah itu terasa seperti daging yang licin dan lunak memasuki pantatnya. Penjahat itu dengan senang hati menjilati lubang pantat Denita, bahkan ia juga menjilati kotoran Denita yang sedikit berlepotan setelah pantatnya dikocok tadi. Denita benar-benar tidak habis pikir, ada juga lelaki yang mau memakan kotoran wanita seperti itu. Namun penjahat itu malah semakin senang menjilati pantat Denita, seperti mimpi ia bisa menikmati pantat pengantin secantik Denita. Ia tidak keberatan walau harus memakan kotoran cewek cantik itu. Setelah puas menikmati lezatnya pantat Denita, penjahat itu memasukkan pentil pompa ban itu ke dalam anus Denita. Penjahat itu lalu memompa pantat Denita agar penuh berisi angin. Denita melenguh saat ia merasa perut dan pantatnya sudah dipenuhi angin. Penjahat itu baru berhenti memompa Denita setelah mendengar suara kentut Denita yang pelan. Penjahat yang sedang memompavagina Denita lalu berdiri mengangkat Denita yang masih memeluk lehernya dengan mudahnya sambil memegangi kedua bongkahan pantat Denita. Kuncian kaki Denita terlepas sehingga paha Denita terangkat membentuk huruf‘M’, Denita tetap memeluk leher penjahat itu dengan erat agar ia tidak jatuh. Penjahat yang lainnya mengangkat rok gaun Denita keatas sehingga lubang pantat Denita terlihat jelas didepan mata penjahat keempat yang menggemari pantat wanita itu. Denita akhirnya juga kehilangan keperawanan pantatnya, setelah pantatnya disodomi oleh kemaluan penjahat itu dari belakang. Denita melenguh keras sekali saat penis besar itu memasuki anusnya. Saat pantat Denita dimasuki kemaluan penjahat itu, Denita langsung kentut karena tubuhnya sudah dipenuhi angin, sehingga penjahat itu semakin tergoda. Setiap kali kemaluan penjahat itu membentur lubang pantat Denita, Denita selalu kentut. Cairan kewanitaan Denita juga meluber ke lubang pantatnya sehingga memudahkan penispenjahat itu untuk memasuki anusnya. Tono takjub melihat pemandangan itu, baru kali ini ia melihat adegan percintaan seperti itu. Seorang pengantin wanita yang cantik bagai seorang putri raja, gadis yang amat ia cintai kini sedang bercinta dengan 2 orang nista. Tubuh yang putih mulus itukini terapit oleh 2 tubuh gelap dan perkasa. Tubuh yang seharusnya diberikan Denita kepadanya kelak kini sedang dinikmati oleh para lelaki bejat itu, dan bahkan Denita akan mengandung buah cintanya dengan para lelaki itu. Suara tumbukan antara tubuh Denita dan para penjahat itu menggema di ruangan itu selain suara desahan Denita, suara kentut Denita setiap kali pantatnya bertumbukan dengan kemaluan penjahat itu, suara kepuasan kedua penjahat yang mendapat kepuasan di kewanitaan dan lubang pantat Denita, dan suara jepretan kamera yang mengabadikan adegan percintaan itu. Kini Denita malahmelenguh sendiri dan menggoyang-goyangkan pantatnya walaupun para penjahat itu berhenti memompanya; sehingga para penjahat itu kadang-kadang membiarkan Denita bergoyang sendiri. Para penjahat itu selalu mengingatkan Denita bahwa ia sedang diperkosa, tetapi Denita tidak peduli lagi,ia hanya merasakan kenikmatan luar biasa yang ia rasakan dan kini ia tidak mau melepaskan rasa nikmat itu, ia malah terus bergoyang agar kedua penis itu mengocoknya. Melihat sikap Denita, para penjahat itu lalu memanggilDenita dengan kata-kata kotor, seperti Puteri para pelacur, Pengantin Binal, atau Pelacur Glamor karena Denita cantik dan mengenakan gaun pengantinnya sehingga tampak seperti wanita yang kaya dan terhormat. Kata-kata itu semakin membuat Denita bersemangat dalam bercinta dengan para penjahat itu sehingga para penjahat itu semakin senang pada pelayanan Denita. Tono masih tidak percaya saat melihat Denita, yang dulunya amat galak saat masih kecil kinirela menurut pada para penjahat itu danmau diperlakukan seperti itu. Denita mulai merasakan pengaruh dari 2 gayung air yang ia minum saat mandi tadi, kini ia kebelet hendak kencing, namun vaginanya masih disumbat oleh kemaluan pemimpin para penjahat itu. Tak lama kemudian, tubuh Denita bergetar dengan hebat, ia melengkungkan tubuhnya, memeluk leher penjahat itu dengan erat, dan melenguh keras sekali, kakinya menendang-nendang ke segala arah, akhirnya Denita mengalami orgasme pertama kalinya. Bahkan kedua penjahatitu harus memegangi tubuh Denita yangbergerak menggelepar-gelepar dengan liar itu. Tanpa ia sadari, Denita juga kencing saat orgasme sehingga air seninya membasahi tubuh kedua penjahat itu. Tono dan para penjahat itu takjub melihat air kencing Denita yang keluar dan tertimpa cahaya lampu yang remang-remang, sehingga tampak seperti air terjun kristal. Pemimpin para penjahat itu semakin terangsang melihat Denita yang kencing saat orgasme, ia lalu menyodok Denita lebih cepat dan ia mengeluarkan spermanya tak lama setelah Denita mengejang karena orgasme. Setelah merasa semuaspermanya telah dikeluarkan, penjahat tadi memberi isyarat pada temannya yang sedang menikmati kenikmatan anal seks dengan Denita. Penjahat yangmenyodomi Denita langsung memegang paha Denita, mengangkat tubuh Denita sehingga penis temannya itu tercabut, Denita melingkarkan tangannya ke bahu penjahat itu agar tidak jatuh. Penjahat itu menggendong Denita berjalan ke sekeliling kamar itu dalam keadaan anus Denita dan penisnya masih menyatu dalam pantat Denita sambil memamerkan memek Denita yang dibanjiri sperma. Tono bisa melihat banyaknya sperma di kewanitaan Denita meluber keluar dari rahim Denita, dan menimbulkan bercak di stocking putih itu. Penjahat itu menggendong Denita kehadapan Tono dan menunjukkan penisnya yang bersatu dalam tubuh Denita di lubang pantat Denita. Penjahat itu lalu mengocok memek Denita dihadapan Tono, sehingga Denita melenguh nikmatdan cairan cintanya disertai sperma pemimpin penjahat itu meleleh keluar dari celah vaginanya. Tono dipaksa berlutut oleh perempuan itu di depan selangkangan Denita, pembalut wanita bekas Denita dicabut dari mulut Tono, dan Tono lalu dipaksa menjilati memek Denita yang masih mengeluarkan sperma dan cairan cintanya. Tono lalu menjilati memek kekasihnya itu sesekaliia menghisap-hisap klitoris Denita untuk menghisap sperma dan cairan cinta di kewanitaan Denita dengan harapan untuk menurunkan kemungkinan Denita akan hamil dari bibit para penjahat itu. Penjahat itu juga terus mengocok kewanitaan Denita. Denita benar-benar terbang ke langit ketujuh, sensasi yang ia rasakan amat luar biasa, dimana memeknya kini sedang dikocok oleh penjahat itu sekaligus dijilati oleh kekasihnya, sementara pantatnya masih terasa sedikit sakit dan sesak karena dipenuhi oleh penis penjahat itu. Beberapa saat kemudian, mata Denita melotot lebar saat ia hendak mencapai orgasmenya, namun penjahat itu segera menghentikan kocokannya dan menarik Denita sedikit menjauhi Tono sehingga jilatan Tono di memek Denita terhenti. Akibatnya Denita tidak jadi orgasme. Denita menoleh ke arah penjahat itu dengan wajah yang sayu dan nafas yang terengah-engah memohon orgasmenya sehingga tawa para penjahat itu meledak melihat tingkah Denita. Mulut Tono lalu kembali disumpal dengan pembalut wanita itu. Penjahat itu lalu memberi Denita perintah untuk menggerakkan pantatnya sendiri yang masih dimasuki penis. Denita segera mematuhi perintahpenjahat itu, pantatnya digoyang-goyangkan dan ia memompa penis itu dalam pantatnya sendiri. Denita masih sesekali kentut, dan Tono dipaksa mencium pantat Denita yang masih dimasuki penis itu. Denita sendiri merasa amat malu saat Tono menciumi penis penjahat itu dan pantatnya, namun ia terus menggerakkan pantatnya dihadapan Tono karena ia sudah tidak tahan dengan kenikmatan di lubang pantatnya itu. Setelah merasa kentut Denita semakin pelan; penjahat itu berbaring, dan sekali lagi perempuanitu menyuruh para penjahat itu untuk segera mengangkat kedua tungkai kaki Denita setinggi mungkin dan tegak lurus. Denita tetap dientot oleh penjahatitu, dan akhirnya seluruh sisa sperma penjahat ketiga itu memasuki rahim Denita. Penjahat yang menyodomi Denita mengganti posisi bercintanya dengan menelungkupkan Denita sehingga Denita kini dientot dari belakang dengan gaya ******. Denita pasrah ditunggangi oleh penjahat itu dari belakang; ia berusaha menahan perih sekaligus kenikmatan di pantatnyasaat penis itu memasuki pantatnya dan ia kentut. Saat celana dalam yang menyumpal mulutnya dilepas, Denita kembali mendesah keras, ia bahkan menuruti perintah penjahat itu untuk menggonggong seperti ****** betina. Kedua tungkai kaki Denita lalu ditarik kebelakang oleh teman-teman penjahat itu melewati pinggang pemerkosanya itu; Denita lalu dipaksa menyilangkan kedua mata kakinya agar dirinya menjepit pinggang penjahat itu sehingga Denita kini seperti sebuah ikatpinggang. Dalam posisi itulah Denita kembali mengejang hebat dan melenguh keras sekali. Cairan cintanya muncrat disertai air kencingnya membasahi ranjang dan sebagian rok gaunnya saat ia mengalami orgasme kedua kalinya. Penjahat itu makin terangsang melihat Denita yang kencingsambil mengenakan gaun pengantin putih itu. Penjahat itu membungkuk danmendekatkan wajahnya ke leher Denita; dijilatinya leher Denita yang basah karena keringat setelah orgasme sambilterus menyodok anus Denita. Sekitar 15 menit kemudian, penjahat itu merasa telah mencapai puncak kenikmatan, ia langsung mengganti targetnya, penis itudicabut dari anus Denita dan langsung ditanamkan ke kewanitaan Denita dan Denita mendesah keras saat kewanitaannya dibanjiri para calon bayinya yang lain. Kini Denita bahkan menaikkan kakinya sendiri untuk memberikan kesempatan bagi para calon bayi itu untuk dilahirkan olehnya ke dunia. Tentu saja para penjahat itu dengan sukarela membantu Denita dengan kembali mengangkat kedua tungkai kaki Denita tinggi-tinggi seperti yang mereka lakukan sebelumnya. Setelah dibuahi, Denita menungging dan penjahat itu membenamkan wajahnya ke pantat Denita yang kini sudah tertutup rok gaunnya. Diendusnya pantat cewek itu; ia bisa merasakan kelembutan rok gaun Denita dan mencium bau wangi rok gaun cewek itu bercampur dengan bau amis sperma dan bau pesing air kencing Denita. Sebagai acara penutup, penjahatitu menepuk pantat Denita dan menyuruh Denita untuk kentut dihadapan mereka. Denita yang masih menungging kelelahan tidak merespon perintah penjahat itu. Akibatnya, para penjahat itu amat marah dan menyeret Tono ke arah Denita. Rok Denita disingkapkan, dan wajah Tono dibenamkan diantara bongkahan pantat Denita dengan hidung Tono yang sengaja diposisikan tepat di lubang pantat Denita. Tono sempat melihat lubang pantat Denita yang kini terbuka menganga amat lebar sebesar ibu jari orang dewasa setelah disodomi oleh penjahat itu. Denita lalu dipaksa kentut oleh mereka dengan hidung Tono yang membenam di lubang pantatnya. Denitadiancam dengan sebilah belati yang ditempelkan di lehernya. Dengan berat hati, Denita mengumpulkan segenap tenaganya yang sudah terkuras untuk memenuhi perintah para penjahat itu, mengentuti wajah Tono. Denita meringis sejenak dan PREET… Denita akhirnya kentut dengan keras. Air matanya kembali meleleh karena rasa perih di pantatnya dan juga perasaan amat malu terhadap Tono, yang kini menciumi aroma anusnya. Tanpa bisa ditahan, Denita langsung jatuh terbaringdi ranjangnya dalam posisi terlungkup. Penjahat terakhir membalikkan dan mengangkangkan tubuh Denita di ranjang itu, pinggul Denita diberi bantal untuk menaikkan posisi pinggulnya. Setelah merasa posisi Denita sudah tepat, kaki Denita diangkat tinggi dan dilebarkan membentuk huruf ‘V’, sehingga mereka semua dapat melihat paha indah yang dibalut stocking putih itu. Kedua kaki Denita dipegangi oleh penjahat-penjahat yang baru bersetubuh dengannya. Denita melihat ukuran penis penjahat ini paling kecil diantara teman-temannya, mungkin karena itulah ia mendapat giliran terakhir untuk bercinta dengan Denita, lagipula penjahat itu adalah yang paling muda diantara gerombolan itu, bahkan lebih muda dari Tono karena postur tubuhnya seperti anak SMP, lebih pendek dan kurus dibandingkan Denita. Denita sempat menanyakan usia penjahat itu; betapa terkejutnya ia saat mendengar jawaban penjahat itu: 13 tahun! lebih muda 7 tahun darinya. Denita sempat meragukan kemampuan seks anak itu; tentunya anak itu tidak sehebat keempat lelaki yang baru saja menggagahinya. Tono amat iri melihat anak itu, ia sudah bisa menikmati tubuh gadis dewasa seperti Denita padahal usianya masih amat muda. Anak itu memasukkan kemaluannya ke kewanitaan Denita dan mulai memompaDenita kembali. Denita lalu dipapah keatas, dan ia memeluk leher anak itu. Bibir Denita lalu dilumat oleh anak itu. Kini Denita malah membalas menciumi bibir anak itu dan menuangkan ludahnya kedalam mulut anak itu. Anak itu dengan senang hati mereguk ludah pengantin wanita cantik itu. Denita tidakmelawan lagi saat pinggulnya kembali dipegang. Secara otomatis Denita menggerakkan pantatnya dan vaginanya langsung menelan penis anak itu sepenuhnya. Mungkin karena anak itu masih amat muda sehingga penisnya belum bisa ereksi sepenuhnyadan tentu saja penis anak itu lebih kecil dari penis pemimpin mereka, maka agakgampang baginya untuk menembusi vagina Denita yang sudah diperawani teman-temannya yang lain. Vagina Denita yang sudah tidak perawan itu memang terlihat seperti lubang menganga yang besar akibat dimasuki penis besar pemimpin penjahat itu, namun masih cukup untuk memuaskan hasrat anak itu untuk menikmati nikmatnya tubuh wanita. Bersambung.....
Setelah puas mereguk ludah Denita, anak itu lalu mengemuti puting susu kanan Denita dan menghisapnya dengan kuat, sementara tangannya memegangi payudara kiri Denita dan menyodorkan payudara itu ke mulut Denita. Anak itu menyuruh Denita untuk menyusui dirinya sendiri. Denita hanya menuruti perintah anak itu tanpa membantah, dengan rakusnya ia menghisap puting susunya sendiri seperti bayi yang hendak meminum air susu ibunya. Mereka kemudian saling bertukaran mencicipi payudara Denita; anak itu menyusu di payudara kiri Denita dan Denita mencicipi payudara kanannya sendiri. Denita terlihat seperti ibu yang menyusui anaknya karena tubuh Denita yang lebih besar dari anak yang sedang disusuinya. Denita sendiri tidak percaya melihat kemampuan bercinta anak itu yang hampir setara dengan keempat temannya tadi; walaupun usianya masih amat muda dibandingkan Denita. Denita tentunya bukanlah wanita pertama yang bercinta dengan anak itu. Suara desahan Denita dan tumbukan tubuh mereka menggema di ruangan itu, payudara Denita kini berbekas lipstik merah mudanya sendiri. Denita sendiri sudah kesulitan mengatur nafasnya, ia sudah lelah setelah dikawini oleh empat laki-laki sebelumnya dan kini ia harus melayani nafsu penjahat yang kelima ini. Tak lama kemudian, anak itu mencengkeram pinggul Denita dan menyemburkan spermanya kedalam rahim Denita diikuti dengan teriakan Denita. Setelah menerima semburan sperma anak itu, pelukan Denita terlepas dari leher anak itu; Denita rebahke ranjang, terlentang tak berdaya. Pemimpin para penjahat itu segera naik ke ranjang, dihampirinya tubuh pengantin wanita yang tak berdaya itu. Tampaknya ia berniat memperkosa Denita untuk ketiga kalinya malam itu. Penis raksasanya pun kembali membesar seperti saat ia belum bercinta dengan Denita. Tono dan para penjahat itu terkagum melihat keperkasaan pemimpin penjahat itu. Penjahat itu lalu duduk di ranjang, dengan mudahnya ia memapah tubuh Denita yang masih lemas itu dan didudukkannya Denita diatas penisnya seperti sebelumnya saat ia memperkosa Denita di kursi. Memek Denita langsung menelan kemaluan penjahat itu diikuti rintihan pelan Denita.Kedua kaki Denita ditarik melewati pinggang penjahat itu. Penjahat itu memegang pantat Denita dan mulai memompa kewanitaan Denita kembali. Tidak seperti tadi, kini Denita terbaring lemas, sementara penjahat itu mengentotinya. Denita hanya bisa mendesah pelan karena staminanya benar-benar habis. Melihat Denita yang kelelahan, penjahat itu mengatur irama entotannya dengan perlahan-lahan. Penjahat itu tampaknya menguasai teknik seks yang hebat. Setelah dientot pelan selama 5 menit, lenguhan Denita semakin keras, matanya merem melek, dan lidahnya terjulur keluar merasakan kenikmatan di vaginanya. Liur Denita meluber keluar dari mulutnya. Penjahat itu senang sekali melihat ekspresi Denita yang kini tampak persis seperti pelacur. Penjahat itu meraih kepala Denita, tubuh Denita lalu diangkat sehingga payudara Denita terjepit diantara tubuhnya dan tubuh penjahat itu. Penjahat itu segera mencium bibir Denita dan menghisap ludah cewek itu, sehingga kini suara lenguhan itu teredam. Denita tetap dientot sambil berciuman. Denita dan penjahat itu tetap dalam posisi itu selama 15 menit. Akhirnya, penjahat itu menggeram, dan menyemburlah spermanya memenuhi rahim Denita sekali lagi. Penjahat itu mendesah puas dan mencabut kemaluannya dari kewanitaan Denita. Sekali lagi kedua tungkai kaki Denita diangkat setinggi mungkin dan tegak lurus untuk memastikan agar Denita dapat menjadi hamil dari perkawinannyaitu. Setelah memastikan bahwa rahim Denita telah menyerap seluruh calon bayi pemimpin mereka dan setelah mereka puas mengentoti Denita, dimulailah acara bukkakke sebagai acara penutup. Keempat penjahat laki-laki itu berlutut mengelilingi tubuh Denita yang tergeletak diatas ranjang. Mereka lalu mengocok kemaluan mereka dihadapan Denita. Sementara pemimpin para penjahat yang baru saja mendapat giliran memperkosa Denita kini melebarkan paha Denita selebar mungkin sehingga vagina Denita terpampang jelas. Mereka menekan kepala dan hidung Denita sehingga Denita tidak bisa bernafas, Denita terpaksa membuka mulutnya dan bernafas melalui mulutnya. Karena sudah terangsang berat dari tadi, satu persatu penis para penjahat itu menyemburkan sperma hangat kental memenuhi mulut Denita sehingga meluber keluar melewati bibir Denita. Namun, Denita tampaknya tidak mau menelan sperma mereka. Salah satu dari penjahat itu membawa sebuah sedotan minuman. Mereka lalu mulai menyendoki sperma yang tertampung dirongga mulut Denita dengan sedotan itu. Sperma yang berhasil disedot mereka lalu dituangkan ke memek Denita melalui sedotan itu, sementara memek Denita dikocok-kocok agar menyerap sperma mereka. Mereka berharap Denita mau menelan sperma mereka saat menyadari bahwa sperma yang masih tertampung di mulutnya akan dipakai untuk menghamilinya. Namun, Denita sudah kelelahan untuk berontak dan ia bersikeras untuk tidak menelan sperma para penjahat itu. Nyaris setengah dari sperma yang tertampung di mulut Denita telah dituangkan ke rahim Denita, namun tidak ada tanda-tanda bahwa Denita akan menelan sperma di mulutnya. Karena kesal melihat tingkah laku Denita, mereka kembali menekan hidung Denita dengan keras sehingga Denita sulit bernafas, apalagi dengan sperma yang masih tertampung di mulutnya membuatnya tidak dapat bernafas menggunakan mulutnya. Denita terpaksa menelan sperma para penjahat itu. Setelah menelan seluruh sperma para penjahat itu yang disuapkan padanya, Denita langsung tertidur kelelahan. Tono merasa amat geram karena ia hanya bisa melihat Denita diperkosa dalam keadaan sedang mengenakan gaun pengantinnya dan Denita diperkosa di depan matanya, namun ia tidak bisa menolong Denita. Denita benar-benar berantakan setelah perkawinannya dengan kelima penjahat itu, kedua payudaranya yang telah penuh cupangan dan bekas lipstiknya mencuatkeluar dari gaunnya yang dilorotkan oleh pimpinan penjahat itu. Rok gaunnya tersingkap hingga pusarnya sehingga kewanitaannya terlihat jelas. Di stocking putihnya sudah terdapat banyak bercak darah keperawanannya dan sperma para penjahat itu. Wajah Denita yang berlumuran sperma tampaksayu; lipstiknya sudah meluber ke sekitar bibirnya yang masih terengah-engah kelelahan Matanya terpejam dan sembab, kelopak matanya yang dirias pink kini berantakan karena air matanya.Mahkota bunganya sudah rusak dan riasan bunga itu bertaburan di sekitar ranjang tempat ia kini terbaring. Tudungkepalanya yang sudah kusut masih menempel di rambutnya yang kini acak-acakan. Penjahat perempuan itu kembali mendapat ide dan ia lalu berdiskusi sebentar dengan para penjahat yang baru saja berhasil memperkosa Denita. Para penjahat itu setuju dengan ide perempuan itu. Mereka lalu mendekatkan wajah Tono ke kewanitaan Denita. Tono bisa melihatbibir kewanitaan Denita yang tadinya seperti dua buah garis lurus kini telah melengkung akibat perkawinannya dengan kelima pria bejat itu. Tono bisa mencium bau amis sperma di kewanitaan Denita yang tadinya sempat dibanjiri sperma. Penjahat yang melepas celana dalam Denita lalu memijat kewanitaan Denita didepan wajah Tono. Denita kembali mendesah penuh kenikmatan karena jari-jari penjahat itu memijat vaginanya dengan sempurna. Beberapa saat kemudian, Denita mendesah keras sekali, tubuhnyamenikung keatas, dan kedua kaki dan tangannya menegang. Penjahat wanita itu segera mencabut pembalut wanita bekas Denita dari mulut Tono, dan menempelkan mulut Tono ke kewanitaan Denita. Tono lalu merasa mulutnya dipenuhi cairan panas dari kewanitaan Denita. Tono lalu sadar bahwa cairan dalam mulutnya itu adalahair seni Denita. Tono tidak punya pilihan lain selain mereguk air seni Denita. Rupanya apabila Denita telah mencapai puncak orgasmenya, maka ia akan buang air kecil. Kini Tono bisa merasakan sendiri air terjun kristal yang tadi ia lihat, dan bau pesing cairan itu. Setelah Tono selesai meminum air seni Denita, mulutnya kembali disumpal dengan celana dalam Denita. Mereka lalu merapikan Denita kembali dan memakaikan celana dalam putih yang baru pada Denita. Tono lalu dibawa ke toilet dan diikat di kloset, Tono bisa mencium bau tidak sedap dari dalam toilet itu karena Denita baru saja buang air besar didalam toilet itu, dan bahkan di kloset itu masih ada bekas kotoran Denita yang belum dibilas. Para penjahat itu lalu kembali ke kamar untukmenikmati indahnya bulan madu bersama pengantin mereka yang sedang terlelap sambil dijaga oleh teman perempuan mereka.